tag:blogger.com,1999:blog-55709849277347460732024-03-13T05:36:17.165+02:00Catatan Miftah WibowoMiftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-58226550456099391192016-11-30T11:18:00.001+02:002016-11-30T12:24:55.292+02:00Mencicipi Kuliner Khas Jalur Sutra, Lagman di Istanbul<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Matahari mulai pulang ke peraduannya, senjanya mulai sirna dari barisan Tujuh Bukit Istanbul. Beberapa pemuda Indonesia terlihat buru-buru memasuki stasiun kereta bawah tanah Metro meninggalkan Uskudar. Rupanya angin selat Bosphorus berhembus sedikit kencang mengiringi kepergian kami dari pesisirnya. Suara pekikan burung camar putih yang terbang memenuhi langit Uskudar, berpadu lembut dengan deburan ombak Bosphorus yang airnya mengalirkan cinta dan kenangan. Sepasang muda mudi berwajah Kaukasia terlihat memadu kasih di pesisir pantai menikmati senja kala itu. Pemandangan sekilas dan dingin angin musim gugur membuat mendung hati gerombolan pemuda itu. Bahkan beberapa dari mereka hatinya telah dulu menurunkan hujan lebat sembari berdesir; masih sendiri. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari kejauhan </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bendera </span><i style="font-family: verdana, sans-serif;">Kiz Kulesi -</i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menara Gadis</span><i style="font-family: verdana, sans-serif;">- </i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">terlihat melambai</span><i style="font-family: verdana, sans-serif;"> </i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">dan berteriak, "Sampai Jumpa". "Ya, suatu hari aku akan kembali lagi, jaga dirimu baik-baik", Teriakku membalas.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">*****</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hari ini tepat setahun lebih saya pernah berkunjung ke Turki saat musim gugur tahun lalu. Saya ingin bernostalgia dan menceritakan sedikit pengalaman saat berjalan-jalan di bekas ibukota Kekaisaran Islam terakhir di dunia, Istanbul. Saya mendapatkan kesempatan itu, ketika menjadi pengiring teman-teman yang lolos mengikuti program Berani Mumtaz dari Akademia Asaduddin syirkuh. Dari sekian banyak peserta yang mendaftar program, hanya 7 orang yang lolos dan mendapatkan reward mengunjungi Turki selama seminggu. Sisanya 3 orang pengiring, ada Mas Afiat, Cak Romal dan saya sendiri. Namun saat tiket pesawat Pegasus Airlines <i>return </i>sudah<i> </i>di<i>-booking, </i>ternyata salah satu penerima reward menyatakan tidak bisa berangkat karena ada Ujian Remidial mendadak. Tiket yang sudah di-<i>booking, </i>tidak bisa diuangkan sama sekali atau sekedar diundur tanggal keberangkatan. Akhirnya kami tetap berangkat tanpa Bang <a class="g-profile" href="https://plus.google.com/108716561460451867796" target="_blank">+Fakhry Emil Habib</a> . <i>The life must go on :(</i></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i><br /></i></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Supaya berkesan perjalanan kami, kami berangkat bukan dari Bandara Internasional Kairo, melainkan berangkat lewat Bandara Sharmu Syeikh di Semenanjung Sinai. Semenanjung ini merupakan provinsi paling timur Mesir dan berbatasan langsung dengan Gaza, kota Eliat-Palestina, Yordania dan Arab Saudi. Di dalamnya terdapat Gunung Musa yang disucikan oleh ketiga Agama Samawi. Ibarta kata sambil menyelam minum <i>nata de coco </i>campur sirup Marjan. Sambil ke Turki sekalian jalan-jalan ke Sinai. </span></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sampailah kami di Bandara Sabiha Gokcen, Turki dini hari. kami mulai menuju pusat kota Istanbul saat fajar menyingsing. Setelah Sarapan, Ahmet Abi -(Abi ;Panggilan Mas/Saudara/Kakak dalam bahasa Turki)- membawa kami ke sebuah Makam seorang Nabi, Yusya' Namanya. Makamnya sangat indah dan asri karena letaknya di puncak bukit yang dikelilingi hutan pinus dan langsung menghadap selat Bosphorus; menakjubkan. Selesai berziarah kami di bawa ke penginapan yang terletak di Edirne Kapi. Penginapan kami terletak di luar benteng kuno Konstantinopel yang berada di sisi Eropa. Jadi secara <i>De Facto</i> kami sudah menginjakan kaki, tidur dan minum di Eropa wkwkw. </span></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>Pagi di hari kedua, kami diajak untuk melihat berbagai jenis Instansi Pendidikan Islam Turki dan model kurikulum yang dipakai. Kami menyambangi Akademia Camilca dimana para Sarjana Agama mendapatkan program pembelajaran Kitab Turats secara intensif selama 2 tahun. Selesai acara resminya, kini saat berjalan-jalan. Kami memilih menikmati senja pesisir Uskudar yang terkenal romantis itu. Saking romantisnya, banyak penyair yang memuji keindahan Uskudar dalam bentuk bait-bait sastra maupun lagu sejak zaman Utsmaniyah. Salah satu yang saya tahu, sebuah lagu berjudul "<a href="https://www.youtube.com/watch?v=IZhfCyVntRk">Uskudar'a Gideriken</a>". Silahkan dilihat video dan rasakan alunan Nay-nya yang begitu mendayu.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">*****</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Begitu sampai di Uskudar, ternyata gambaran keromantisannya benar-benar di luar ekspektasi benak kami. Uskudar rupanya lebih romantis dari yang kami kira. Bagunan-bagunan kunonya tertata cantik berpadu aura khas Turki modern. Turki yang begitu sekuler nyatanya sangat peduli dengan khazanan Islam masa lampaunya. Sangat berbeda dengan Kairo yang begitu Islami, namun terlalu dermawan menjadikan banyak situs purbakala Islam sebagai tempat sampah umum -Sambil <i>ngelus</i> dada-. Di setiap sudut terlihat bendera Turki dan gambar Bapak Pebangunan, Mustafa Kemal bersanding bersama. Uskudar dalam pandangan umum saya sama seperti sudut kota Istanbul lainnya; bersih dan rapi, namun dengan nilai tambah yaitu terlalu romantis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Berkeliling sekitar Masjid Mihrimah Pasha dan melihat-lihat beberapa produk lokal -iya, cuma lihat doang :D- cukup membuat kami puas. Raungan lirih perut kami mulai terdengar, tapi kami belum bisa makan karena belum waktunya. lalu pembimbing kami Musa Abi -Orang Turki tapi lancar Bahasa Indonesia- mengajak kami duduk dan ngobrol di sekitar pesisir pantai. Dari kejauhan menara <i>Kiz Kulesi</i> berdiri gagah di tengah selat Bosphorus. Beliau banyak bercerita tentang sejarah Utsmaniyah, Uskudar dan isu-isu terkini seputar Turki. Tak terasa matahari mulai kembali dalam peraduan. Angin senja yang sepoi kini berubah dingin menusuk. Beberapa muda mudi yang sedang memadu kasih di sekitar kami sedari tadi, masing-masing mulai berpelukan erat. Bagi mereka, mungkin ini adalah momen paling romantis dan di tempat romantis dalam hidup mereka. Tapi kisah ini tak berlaku bagi kami. Bagi para <strike>bujang lapuk</strike> yang sedari tadi terpaksa melihat kemesraan mereka, hanya bisa mengutuk diri dan berpelukan erat dengan tas masing-masing sekedar mengusir dingin dan rasa yang pernah ada #Ehh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lampu jalanan Uskudar mulai menyala. Dari kejauhan, <i>Kiz Kulesi</i> mulai berpendar memancarkan warna kuning keemasan. Ini berarti waktu makan malam telah tiba. Sesi yang ditunggu-tunggu datang, waktunya wisata kuliner. Musa Abi rencananya membawa kami mencicipi makanan khas Jalur Sutra. Untuk menikmati kuliner ini, kita harus menyebrang ke Sisi Eropa, tepatnya di Aksaray. Kami memilih memakai kereta bawah tanah semacam metro di Kairo. Jalaur bawah laut Bosphorus ini menghubungkan antara bagian Asia dan Eropa kota Istanbul. Sampai di Aksaray, secara umum kawasan ini mirip <i>China Town</i> karena banyak restauran Uyghur yang bertebaran sepanjang jalan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Uyghur merupakan nama suku muslim yang berasal dari provinsi barat Cina. Jika ditelusuri lewat genealogi ras, Suku Uyghur bukan bagian dari suku-suku Cina, melainkan mereka masih satu keturunan dekat dengan orang Kazaks, Kyrgiz, Uzbek, Turkmen, Azerbaijan, Armen dan Turki sendiri. Saking kentalnya budaya Turkic (sebutan bagi rumpun Turki), orang Uyghur menamakan tanah kelahiran mereka sebagai Doğu Türkistan -Negeri Turki Timur-. Dalam peta perdagangan kuno, Jalur Sutra membentang dari Cina di Timur hingga Konstantinopel, ibukota Imperium Besar Romawi di Barat. Urumqi -Ibukota Uyghur- yang terletak di tengah jalur sibuk kuno tersebut, sejak dulu telah mampu mendirikan Khanet -Semacam kekaisaran kecil- sendiri. Bahkan setelah jatuhnya Mongol dan berlanjut hingga akhir abad 19. Kemudian di Abad 20, Uyghur diinvansi oleh Cina dan dimasukan ke dalam gambar peta RRC. Karena dilewati jalur perdagangan Timur-Barat Internasional, Urumqi menjadi salah satu pusat peradaban makmur di zamannya. Letaknya yang strategis di jalur persinggahan kafilah dagang membuat budaya kuliner Uyghur berkembang pesat. Cita Rasa Oriental Timur Cina berpadu dengan olahan danging khas para pengembara stepa Siberia. Salah satu makanan Uyghur yang terkenal di sepanjang jalur sutra adalah Mie Laghman.</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span><br />
<div>
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah melihat-lihat cukup lama dan kedinginan di jalanan Aksaray, akhirnya kami sampai pada sebuah kedai Uyghur yang menyuguhkan Mie Laghman. Tempatnya sederhana, namun didesain dengan rapih dan elegan serta ditambah konsep lampu yang tepat, restauran ini mampu menciptakan pengalaman makan malam yang berkesan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kami pun memesan, sebagian memesan Laghman goreng, sisanya Laghman berkuah. Sambil menunggu kami bisa menikmati secangkir <i>Çay</i> Turki hangat yang disediakan. Beberapa kawan gasak gusuk ribut ingin bertanya, "<i>Apakah ada Wifi</i>?" Ternyata ada. Obrolan yang berlangsung asik ditemani Teh Turki, pela-pelan lenyap ditelan Wifi. Semua orang khusyu' dengan dunia mereka sendiri; generasi merunduk :D. Hanya Mas Afiat dan Musa Abi yang masih asik melanjutkan obrolan tanpa tergoda kehadiran wifi sedetikpun, hingga pesanan Laghman kami sudah berpose cantik di depan mata masing-masing.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>"Afiat Olsun"</i> -Selamat Makan-, Ucap kami bersama-sama selepas berdoa. Suapan demi suapan mengobati kelaparan kami. Saya perhatikan, saat makan kawan-kawan nyaris tanpa ada suara yang terdengar -sunyi-. Kelelahan kami berkeliling, rasa lapar sejak tadi dan pemandangan di sepanjang Uskudar yang bikin <i>baper, </i>rupanya dibasuh habis oleh Laghman hangat yang aduhai rasanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kalau diperhatikan sejenak, tampilan luar Laghman mirip Mie Cina pada umumnya. hampir mirip Mie Ayam punya kita. Tapi bedanya Laghman, mie yang dipakai rata-rata buatan tangan langsung, bukan produk pabrik. Selain itu, Laghman juga menggunakan banyak daging sapi yang dipadu bumbu khas Uyghur dengan banyak lada merah dan beberapa rempah hangat seperti kayu manis, <i>star anise</i> dan teman-temannya<i>. </i>Penggunaan banyak lada merah dan rempah bisa dimaklumi, melihat medan geografis jalur sutra yang cenderung ekstrim, Kadang pengunungan bersalju, lalu berubah menjadi gurun panas yang gersang. Oleh karenanya laghman disajikan dengan porsi besar untuk memenuhi kebutuhan tenaga dan menjaga tubuh para Kafilah dagang tetap hangat saat melintasi daerah dingin Siberia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Beberapa kawan ternyata ada yang tidak bisa menghabiskan makanannya karena porsi terlalu besar. Beberapa merasa belum cocok dengan bumbunya. Kalau saya pribadi sudah cocok dengan Laghman. Karena di kairo saya tinggal dengan beberapa kawan dari Tajik, Kyrgiz dan Mongolia. Sehingga mampu beradaptasi dengan bumbunya. Itung-itung bertukar budaya dan kuliner, sekalian mengenalkan budaya dan kuliner Indonesia kepada mereka. Jadi jika datang ke Istanbul, jangan lupa mencoba Mie Laghman di Aksaray. Selamat Berwisata kuliner :)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ2t70fMMP38p3hdz7eeC4H5XGjubYBsBDSmcFNzYfZoS9_Je14U8zLCr9X8G2fV0kq8-fsdpzOtMUc3tSNFUdrZbxUQhXqhIJQCfFUGEsDbrj1c-zasI6r-YgIGfP3gFo_S41cIt6wA1b/s1600/IMG_4177.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ2t70fMMP38p3hdz7eeC4H5XGjubYBsBDSmcFNzYfZoS9_Je14U8zLCr9X8G2fV0kq8-fsdpzOtMUc3tSNFUdrZbxUQhXqhIJQCfFUGEsDbrj1c-zasI6r-YgIGfP3gFo_S41cIt6wA1b/s640/IMG_4177.JPG" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kawan-kawan yang kedinginan karena salah kostum, ternyata musim gugur Istanbul lebih dingin dari kairo.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWPKGAyjXxMn4b2d0kAJQIEWi7HHmBGTXKWjenPfVKWPP8ydC0zxjVtGjvAmf6RyJ3CfTzAoPKUep86SCkBhc30NJx3KIF21JYJGwQlr3_-refzG6vz5ksTz8od6_0t2uueqkXKKmlmqam/s1600/IMG_4168.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWPKGAyjXxMn4b2d0kAJQIEWi7HHmBGTXKWjenPfVKWPP8ydC0zxjVtGjvAmf6RyJ3CfTzAoPKUep86SCkBhc30NJx3KIF21JYJGwQlr3_-refzG6vz5ksTz8od6_0t2uueqkXKKmlmqam/s640/IMG_4168.JPG" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemandangan selat Bosphorus dan sisi Eropa kota Istanbul dari Makam Nabi Yusya'. As.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="text-align: justify;"><br /></span>
</span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisLFzLFGQ-M2mMh57bB6qBDsXAVD1mTac0edtJ6Q4helo9X3cUtNBK5yqY2p2lxUeKDRcZCLcGEapIToIxEEGk_0LQ7-hjL6Sg6Du14ydOW3KFGBsbOde4ljqi_RyBWGlguNfYMn5WeXUD/s1600/IMG_4480.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisLFzLFGQ-M2mMh57bB6qBDsXAVD1mTac0edtJ6Q4helo9X3cUtNBK5yqY2p2lxUeKDRcZCLcGEapIToIxEEGk_0LQ7-hjL6Sg6Du14ydOW3KFGBsbOde4ljqi_RyBWGlguNfYMn5WeXUD/s640/IMG_4480.JPG" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jalanan Uskudar yang sibuk</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="text-align: justify;"><br /></span>
</span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYXJF2BX5UX8c_5qVBKA0abm1BiSeQN8IkMs6bFUqt86XkKNDcSWHFGOTnMjYcrVt0W5jdorsad1iRx7mKn8hyC0mOLE5OLS3TTGINxIZVCyzPgUbHtCgIO0EwHPIf7cLhej0jdLAHZ7RN/s1600/IMG_4502.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYXJF2BX5UX8c_5qVBKA0abm1BiSeQN8IkMs6bFUqt86XkKNDcSWHFGOTnMjYcrVt0W5jdorsad1iRx7mKn8hyC0mOLE5OLS3TTGINxIZVCyzPgUbHtCgIO0EwHPIf7cLhej0jdLAHZ7RN/s640/IMG_4502.JPG" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ini bujang-bujang yang saya ceritakan :D dari kiri ke kanan; Ada Uda Wahyudi, Cak Romal, Uda Ghani dan Bang Zahid.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIZGUM16oujl_zMRxjZTe6rp6_pRKYH9jq1o_FgK-JQppeTxQe_g0U9_Gg5CXaIPZTRGWLuSLCjaG9h1c3ZLcGPxxfSYqblWfG9sz_v5HF4pWYsvqGDt25iGTmuJeKMPh-Hn207PIRHJOW/s1600/IMG_4542.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIZGUM16oujl_zMRxjZTe6rp6_pRKYH9jq1o_FgK-JQppeTxQe_g0U9_Gg5CXaIPZTRGWLuSLCjaG9h1c3ZLcGPxxfSYqblWfG9sz_v5HF4pWYsvqGDt25iGTmuJeKMPh-Hn207PIRHJOW/s640/IMG_4542.JPG" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Penampakan Lagman Goreng yang menggoda dan segelas Cay hangat</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVVExkEDD3c3rk5tfklDq2dKTK-L3NAhhnblX-2rwQWqM_P_70VrapO6txryJIEaT8-HRngEuMwvY9VLjXhurj6-bWST97J0ys0e397LC7nECM8AYlQVhT_ht2cO-3E-lZrkFZwrY6CyVE/s1600/IMG_4543.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVVExkEDD3c3rk5tfklDq2dKTK-L3NAhhnblX-2rwQWqM_P_70VrapO6txryJIEaT8-HRngEuMwvY9VLjXhurj6-bWST97J0ys0e397LC7nECM8AYlQVhT_ht2cO-3E-lZrkFZwrY6CyVE/s640/IMG_4543.JPG" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Cerianya Mas Afi dan Teman-teman saat menyantap Lagman</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK2IcDR8dszX5uxlP3SvQ7LH_bKH4tPzBHBn3jXqNJOxRknz0icMPJw2VRPgSggkskSJPrciClt48rReZSEH6EwDZRY6Bm3qVorx_jYIPs1AYgzc9uFq7UpyA57kNI-IXh1rW9ueiVdBuM/s1600/IMG_4546.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK2IcDR8dszX5uxlP3SvQ7LH_bKH4tPzBHBn3jXqNJOxRknz0icMPJw2VRPgSggkskSJPrciClt48rReZSEH6EwDZRY6Bm3qVorx_jYIPs1AYgzc9uFq7UpyA57kNI-IXh1rW9ueiVdBuM/s640/IMG_4546.JPG" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sampai Cak Romal dan Agung tak mau melewatkan setiap gigitannya.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com0İskender Paşa, Aksaray, 34096 Fatih/İstanbul, Turkey41.012026 28.94801610000001815.489991499999999 -12.360577899999981 66.5340605 70.256610100000017tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-867895302832610762016-11-29T22:27:00.002+02:002016-11-30T11:32:23.800+02:00Panduan Membaca Catatan Miftah Wibowo<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah mengetahui riwayat Miftah Wibowo dan inspirasinya menulis. Sekarang waktunya Pembaca yang budiman untuk sejenak Blogwalking, melihat dan mengetahui menu yang disajikan dalam blog ini. Supaya pembaca tahu jenis kategori yang disediakan dan mudah dalam memilih tulisan. Ulasan ini saya buat sebagai panduan menyusuri semak belukar Catatan ini, supaya pembaca nantinya tidak tersandung, tersesat kehilangan arah jalan pulang maupun jatuh hati tiba-tiba kepada penulisnya 😆😆😆</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Beberapa kawan sesama Blogger yang tulisannya cukup bermanfaat, berbobot dan renyah bahasanya, kurang memperhatikan sisi kerapihan dan estetika tampilan blognya. Dengan membiarkan tata letaknya <i>semerawut</i>, bahkan postingannya tanpa kategori dan main menu. Ini jelas sangat menyulitkan para pembaca yang datang dalam memilih bacaan yang diinginkan. Bahkan iklan <strike>peninggi badan</strike> - saya yakin- enggan untuk numpang iklan maupun sekedar mampir di blognya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Saya jadi ingat wasiat guru IT di Aliayah dulu -Cak Novi- yang memberi pesan saat saya pertama kali baru nge-blog. Dia berwasiat bahwa selain kuwalitas tulisan yang perlu diperhatikan, tampilan blog yang rapi juga turut membantu meningkatkan perfoma dan kenyamanan pembaca. Tentu, kesan pertama sangat menentukan dan harus mampu memikat pembaca. Syukur, bila sang pembaca mampir lagi, menjadi pelanggan setia dan bisa sharing satu sama lain. Namun jika tampilan blognya berantakan dan penuh sarang laba-laba, ini jelas akan membuat pembaca dan tamu yang datang kurang nyaman. Apabila dimisalkan, blog yang kurang rapi itu seperti restoran tanpa menu pilihan. Ini akan membuat bingung orang yang pertama kali datang dalam memilih makanan yang diinginkan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Selain tampilan yang perlu diperhatikan, menulis secara berkala dan rutin juga menjadi jamu ampuh untuk menyegarkan blog itu sendiri. Kegiatan yang banyak bukan menjadi alasan yang dibenarkan untuk absen dari menulis. Justru dari banyaknya kegiatan yang dikuti, muncul banyak inspirasi dan ide untuk menulis suatu tema yang nantinya bisa bermanfaat untuk orang lain. Apalagi jika Anda sekalian termasuk seorang santri, pelajar maupun mahasiswa yang punya tanggung jawab akademis melanjutkan estafet keilmuan. Menulis bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kewajiban dan amanah yang harus diemban. Karena jika sering menulis, secara otomatis kita akan mendapatkan dua keuntungan. Pertama; tulisan kita akan semakin rapih susunan bahasanya dan kedua; kita akan menemukan gaya tulisan yang menjadi ciri khas kita dengan sendirinya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Berikut adalah pandauan daftar menu yang disediakan dalam blog ini :</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">1.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Beranda</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di beranda ini kita bisa berkenalan dulu dengan penulis, menu tulisan apa yang disuguhkan hingga bernostalgia dengan kehidupan ala Santri di Pesantren. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b><a href="http://miftahunanote.blogspot.com.eg/2016/06/miftah-wibowo.html">Tentang Penulis</a>;</b> b</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">erisi profil Miftah Wibowo dan inspirasinya menulis. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b>Menu Blog;</b> Meliputi berbagai menu yang disediakan atau bahasa mudahnya navigasi dalam mengarungi rimba catatan ini wkwkwk</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b><a href="http://miftahuna.malhikdua.com/">Dunia Santri</a>;</b> Sub menu ini berisi link yang akan mengantarkan anda kepada Catatan Miftah Wibowo ketika sedang mondok di Ponpes Al Hikmah 2, Benda, Brebes – Jawa Tengah.</span><br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">2.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Mahasiswa</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menu ini seperti namanya, saya dedikasikan untuk merekam kegiatan akdemis saya di kuliah maupun yang berkaitan dengannya. Ada 4 sub menu yang disediakan, antara lain:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b>Kuliah</b>; di label ini, para pembaca akan saya ajak belajar bersama menyelami khazanah sejarah, peradaban dan budaya Islam. Semua tulisan merupakan ringkasan dari kuliah yang saya dapat di Kampus. Kebetulan saya memilih prodi yang tak banyak pelajar Mahasiswa Indonesia –Bahkan Mahasiwa Asing- berminat disana. Namanya Prodi Sejarah Peradaban Islam <b>(قسم التاريخ و الحضارة الإسلامية)</b>. selain itu, ada satu prodi lagi yang masih bersaudara dan satu fakultas adalah Prodi Sastra <b>(قسم الأدب) </b>atau lebih dikenal dengan <i>Syu'bah Ammah</i>. Prodi yang pertama jumlah orang Indonesia sangat sedikit, tapi prodi yang terakhir memiliki cukup banyak mahasisiwa dari Indonesia. Keduanya masih berada di bawah naugan Fakultas Bahasa Arab, Universitas Al Azhar. Jika dibandingan dengan Fak, Ushuludin dan Syariah Islamiyah, jumlah mahasiswa Indonesia di Fak. Bahasa Arab bisa dibilang masih sedikit. Banyak Mahasiswa beranggapan bahwa Fakultas Bahasa Arab merupakan Fakultas tersulit di Al Azhar. Apalagi jika ditambah masuk ke prodi sejarah yang kita perlu banyak belajar istilah dan perbendaharaan kata dari disiplin ilmu baru, -plus- dengan bahasa Arab. Nyeseknya lagi, ternyata masih banyak mahasiswa Indonesia di Mesir atau jamaknya kita sebut Masisir, yang belum tahu kalau di Al Azhar ada prodi ini. Selanjutnya tentang Prodi ini akan saya jelaskan ditulisan mendatang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b><a href="http://miftahunanote.blogspot.com.eg/search/label/Talaqi">Talaqi</a></b>; Nah kalau tadi isinya serba serbi kampus, sekarang kita masuk ke dunia pengajian. Di label Talaqi, pembaca akan disuguhi ringkasan pengajian dari serambi masjid Al Azhar, Madiyafah dan tempat majlis ilmu lainnya. Sebagai gambaran umum, -Talaqi- merupakan istilah yang dipakai oleh Mahasantri Al Azhar untuk kegiatan pengajian yang ada di Masjid Al Azhar maupun tempat sekitarnya yang diisi oleh Para Ulama Al Azhar. Untuk metodenya, Al Azhar menggunakan metode –sorogan- yang jamak digunakan oleh Santri di Nusantara. Dimana seorang guru membaca kitab yang dikaji, lalu di akhir pengajian para murid diberi kesempatan bertanya dan berdiskusi beberapa hal yang belum dipahami. Satu hal yang istimewa dari Al Azhar, jika sebuah kitab selesai dikaji maka sang Guru akan memberikan ijazah berupa sanad keilmuan. Sanad ini berisi silsilah dari mana ia menimba ilmu tersebut hingga sanadnya bersambung kepada pengarang kitab. Lalu dalam beberapa sanad diteruskan sampai ke Rasulullah. Pemberian Sanad sangat penting untuk menjaga amanah keilmuwan, apalagi di zaman sekarang dimana hoax tentang Islam merajalela dan dikonsumsi seperti air mineral bersianida; terlihat menyegarkan tapi beracun. Dengan sanad, kita bisa melihat kuwalitas dan keabsahan ilmu seseorang, serta dari sumber mana dia menimbanya. Dari sini kita akan bisa menyaring dan mengetahui, mana orang yang benar-benar Ulama atau hanya mengaku sebagai Ulama. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b><a href="http://miftahunanote.blogspot.com.eg/search/label/Kajian">Kajian</a></b>; Selain rutinitas kuliah dan mengaji di serambi Al Azhar, Masisir (Masyarakat Indonesia di Mesir) juga memiliki cukup banyak kajian yang berasal dari organisasi afiliatif masing-masing. Mulai dari tema Ushul Fiqh, bahtsul Masail, Kajian Pemikiran Islam, Al Quran dan disiplin Ilmunya, Kajian Hadits, Kajian Ekonomi Islam, kajian Sejarah Peradaban, Kajian Seni dan Musik hingga Safari budaya serta kajian sejarah lapangan yang dilakukan oleh kawan-kawan Kupretist du Caire. Tak hanya sampai ranah retorika saja, geliat kelilmuan Masisir mampu menunjukan kontribusinya dengan menerbitkan bulletin, majalah, jurnal hingga buku dari kajian yang diadakan. Sayangnya, beberapa kajian banyak yang belum mengarsipkan filenya secara rapid an professional, sehingga banyak file yang hilang ditelan waktu. Disini penulis ingin berbagi beberapa paper yang saya dapat dari kajian yang pernah dan sedang saya ikuti, antara lain; kajian Sejarah Rasulullah dengan buku yang dikaji Fiqh Sirah karya Almarhum Syekh Said Ramadhan Al Bouthy, lalu ada kajian pemikiran Lakpesdam di PCI NU Kairo dan kajian Risalah Nur di AKdemia Asadudin Syirkuh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b><a href="http://miftahunanote.blogspot.com.eg/search/label/Catatan%20Akhir%20Pekan">Catatn Akhir Pekan</a></b>; catatan ini mengulas tentang beberapa isu penting yang perlu dibedah. Selain itu catatan ini juga berisi ringkasan kegiatan selama seminggu dan akan terbit setiap jumat pagi.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">3.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Jelajah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Seperti namanya, dalam label ini pembaca akan menemukan berbagai macam tulisan yang berkaitan dengan perjalanan Miftah Wibowo dalam menyusuri jejak Sejarah Peradaban Manusia, baik di Mesir maupun di tempat lain. Ada beberapa genre yang ditawarkan, antara lain:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b><a href="http://miftahunanote.blogspot.com.eg/search/label/Sejarah">Sejarah</a></b>; jelajah dengan label ini akan mengulas lebih banyak ranah sejarahnya. Mulai dari sisi arsitekturnya, sisi profil pembangunya hingga sosial buadaya di zaman itu. Label ini sangat cocok bagi kawan-kawan yang ingin meneliti Sejarah dan Peradaban Islma lebih dalam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b><a href="http://miftahunanote.blogspot.com.eg/search/label/Religi">Religi</a></b>; Jelajah yang satu ini berisi perjalanan dalam mengungkap profil para Sahabat Rasulullah, Ahlul Bait, Para Ulama Zaman hingga tokoh berpengaruh lainnya. Label ini saya tunjukan bagi kawan-kawan yang gemar berziarah ke makam para Aulia di Mesir maupun di luar Mesir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b>Backpacker</b>; seperti namanya, labil ini akan menyajikan berbagai tulisan tentang petualangan yang dilakukan secara Backpack maupun travel. Mengungkap destinasi wisata menarik yang jamak dikunjungi turis serta ke tempat-tempat tersembunyi yang tak pernah anda banyangkan sebelumnya. Singkat kata, label ini sangat cocok buat pembaca yang hobi traveling ala tas gendong.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">-<b><a href="http://miftahunanote.blogspot.com.eg/search/label/Kuliner">Kuliner</a></b>; Tidak kalah dengan kemaknyusan Pak Dhe Bondan, catatan ini menyajikan pembaca berbagai kekayaan kuliner dan budaya pangan masyarakat Timur Tengah dan Sekitarnya. Tulisan ini akan membahas tentang sejarah asal mula makanan tersebut, bahan yang dipakai, cara memasak –Kalau sempat- hingga tempat rekomendasi dan beberapa tips untuk menikmati kuliner tersebut. Pepatah juga mengatakan, “Kita adalah apa yang kita makan”. Yang berarti berbagai makanan yang masuk kedalam tubuh kita akan banyak mempengaruhi psikologi dan kesehatan kita. Jadi memperhatikan jenis makanan dan bahan yang digunakan merupakan hal wajib bagi seseorang. </span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">4.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Kabar</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Seperti namanya, menu ini menhadirkan kabar terhangat seputar Mesir dan Timur Tengah. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kawasan Timur Tengah merupakan kawasan yang rentan terhadap gejolak politik. Timur Tengah merupakan tempat lahir dari tiga Agama Samawi yang memiliki penganut terbanyak di muka bumi. Selain itu letaknya yang sangat strategis di persimpangan tiga benua; Asia, Afrika dan Eropa, ditambah tanahnya yang kaya akan SDA berupa minyak dan gas. Menjadikan banyak negara yang menaruh kepentingan dan mencoba menancapkan pengaruhnya di kawasan ini. Bhakan tak jarang menjadi medan pertempuran tak berkesudahan bagi Negara Adidaya, seperti yang terjadi pada Saudara kita di Iraq, Libya, Yaman dan terakhir Syiria yang masih dalam masa perang. Beberapa tulisan merupakan hasii pengamatan penulis yang kebetulan mendapat kesempatan mengunjungi daerah tersebut maupun bertemu dengan koresponden dari daerah tersebut. Kemudian dianalisa dengan data lapangan yang dikomparasikan dengan surat kabar dari media Timur Tengah dan lainnya. Ada dua kategori dalam label ini, yaitu Mesir dan Timur Tengah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">5. <b>Kolom Sastra</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Label ini berisi tulisan yang berkaitan dengan sastra, baik berupa puisi, prosa, cerita pendek maupun jenis lainnya. Saya sendiri sangat gemar mengkonsumsi tulisan sastra dari beberapa penulis Arab seperti Mustafa Manfaluthi, Naguib Mahfudz dan Syair-syair dari Ahmad Syauqi. Label ini hanya sepojok tempat untuk mengekspresikan rasa cinta terhadap sastra, bukan rasa yang pernah ada #Loh :D</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">6.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Buku</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di menu ini pembaca akan menemukan berbagai resensi dari buku-buku popular, baik berbahasa Indonesia, Arab maupun Inggris. Saya sendiri termasuk bookholic yang tidak bisa menahan diri kalau ada buku bagus. Dalam pandangan saya yang penting saya beli dulu, membaca bisa kapan saja. Hasilnya, buku menumpuk di kamar dan ini yang menjadi perhatian utama serta menguras tenaga cukup banyak jika ada pindahan rumah. Mesir memang surga bagi para pecinta buku, setiap pojok kota Kairo berjejalan toko buku. Selalu ada buku baru yang terbit setiap minggunya. Namun yang menjadi tanda tanya, walaupun penulis buku begitu banyak dan harga bukunya sangat terjangkau bila dibanding Indonesia. Ternyata dalam masalah buta huruf Mesir memiliki banyak penduduk yang tidak bisa baca tulis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">7.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Fotografi</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menu ini menyajikan beberapa foto hasil jepretan pribadi. Saya sangat kagum dengan foto yang bisa bercerita. Oleh karenanya saya dedikasikan menu ini untuk berbagi di dunia fotografi. Saya mulai belajar menggunakan kamera besar di kairo. Waktu itu saya mendapatkan Beasiswa kursus Fotografi dari Komunitas IPSC (Indonesian Photographer Society in Cairo) yang waktu itu diampu langsung oleh Mas Amran Hamdani. Beliau adalah murid langsung dari Cak Faiz –Pendiri IPSC- yang dulu pernah belajar fotografi di sekolah punya Canon. Walaupun sampai saat ini saya belum usai di kelas HI karena belum memiliki kamera sendiri, dalam lubuk hati saya harus menuntaskan kursusu ini. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Mas Amran Hamdani, The Cakers dan seluruh Guru-Kawan IPSC yang membimbing dan mengajari saya bagaimana menagkap cahaya dan kenangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Para Blogger dan Pembaca budiman, saya ucapkan terima kasih banyak karena telah membaca panduan ini sampai akhir. Semoga coretan yang saya buat sedikit banyak bisa bermanfaat. Selamat ber-<i>blogwalking</i> dan Selamat membaca </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPHKVaeUYwB1_qCs4B2f-zL92VYCTI6ploPPw3lt-vvzU7jpAzHWTXrOiCPnZ-BgFygdswrUXuhSVz-qsB5YZqsVP1XE7q16aAEUNnsYU0s7x4v9ACle1AgL0UAC7sQBvNxH3LF_4zu1uy/s1600/newIMG_4370.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPHKVaeUYwB1_qCs4B2f-zL92VYCTI6ploPPw3lt-vvzU7jpAzHWTXrOiCPnZ-BgFygdswrUXuhSVz-qsB5YZqsVP1XE7q16aAEUNnsYU0s7x4v9ACle1AgL0UAC7sQBvNxH3LF_4zu1uy/s640/newIMG_4370.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-32507109992762537502016-06-23T00:31:00.003+02:002016-11-25T22:59:28.437+02:00Sulaiman Agha Silahdar, Masjid Ala Turki di Jantung Kairo<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 18.4px;">Semenjak terbunuhnya TumanBay, penguasa terakhir hirarki Dinasti Mamalik Mesir di pertempuran <i>Marj Dabiq</i>, Negeri Seribu Menara ini memasuki babak baru. Dinasti Mamalik yang telah menduduki singgasana Mesir selama lebih dari dua setengah abad, tunduk di bawah panji yang dibawa anak keturunan Osman Ghazi, Dinasti Utsmaniyah. Fase ini ditandai dengan masuknya Sultan Selim I ke Kairo tahun 1517, sehingga Mesir resmi menjadi bagian dari kesultanan Turki utsmani. Masuknya Utsmani ke Tanah Para Nabi semakin menambah corak keunikan Peradaban Islam di Mesir, yang telah dibangun sejak berdirinya kota Fustat, kota Islam pertama di Afrika. Lalu berlanjut dengan pengaruh Abbasiyah yang ditandai berdirinya Dinasti Thuluniyah hingga Ikhsyidiyah. Kemudian semakin berkembang dengan berkuasanya Dinasti Fatimiyah yang membawa corak arsitektur Maroko dan Andalusia. Tak sampai disini, Dinasti Ayyubiyah yang tumbuh di Syam juga ikut mewarnai Mesir saat Perang Salib berkecamuk. </span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Berkat Ayyubiyah, muncul para Mamluk yang bermiliter kuat dan berpendidikan baik. Sehingga sepeninggal Sultan terakhir Ayyubiyah, para Mamluk inilah yang kemudian mampu mendirikan dinasti baru, Mamalik. Para Mamluk berasal dari berbagai kawasan, seperti Turki, Transoxsiana, Lembah Volga, Kipchak hingga stepa Rusia, merubah Mesir sebagai pusat pertemuan berbagai Budaya dan beradaban. Pada era Mamalik terjadi persilangan budaya, seni dan arsitektur. Berbagai peradaban saling melengkapi hingga melahirkan perpaduan peradaban unik yang hanya bisa ditemukan di Mesir.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Masuknya Mesir ke dalam pangkuan Dinasti Utsmaniyah membawa banyak pengaruh, salah satunya di bidang arsitektur. Apalagi setelah Mesir diperintah Muhammad Ali pasha yang tumbuh dalam didikan Ustmaniyah, pada masanya banyak masjid, madrasah dan sarana publik dibangun dengan corak Turki Utsmani. Ditambah Muhammad Ali sangat senang menempatkan orang Turki dalam posisi penting kenegaraan, sehingga banyak sarana wakaf yang dibangun para menteri sangat kental dengan arsitektur Utsmaniyah. </span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Salah satu contoh adalah komplek wakaf yang dibangun oleh menteri pertahanan dan persenjataan, Sulaiman Agha Silahdar. Karena jabatannya ia mendapat gelar kehormatan "<i>Silahdar</i>" (pen: Silah =senjata, Dar=rumah) yang menunjukan posisinya sebagai penanggung jawab persenjataan negara. Komplek wakafnya terdiri dari sebuah masjid, madrasah dan sarana minum umum yang disebut Sabil atau Salsabil. Terletak di museum peradaban Islam terbuka, <i>al-Muiz Li Dinillah</i> <i>Street</i> dan bedekatan dengan komplek <i>Beit Suhaimy </i>dan Gang <i>Bargawan</i> yang terkenal. Dengan menara pensil lancip Utsmaniyah yang menjulang tinggi dan dekorasi depan sabil yang penuh ukiran kaligrafi bertabur seni rupa Rococo, membuat Sulaiman Agha Silahdar menjadi satu-satunya contoh sempurna peninggalan Utsmaniyah yang masih tersisa di <i>al-Muiz Li Dinillah</i> <i>Street</i>.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Sebagai gambaran umum, semua bangunan yang berada dalam komplek wakaf ini saling bersebelahan. Dari utara ke selatan, pertama kali kita akan menemukan masjid, disusul madrasah dan terakhir sebuah sabil cantik yang menghadap ke arah timur. Untuk lebih lengkapnya, mari jelajahi komplek Sulaiman Agha Silahdar satu persatu, dimulai dari masjidnya.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Masjid ini termasuk jenis <i>Mu'allaqat</i> atau masjid gantung. Disebut demikian karena area masjid terletak di atas komplek wikalat atau semacam ruko di era sekarang. Bangsa Utsmani menerapkan kebijakan masjid gantung untuk tempat ibadah yang terletak di kawasan ramai bisnis, seperti di jalan <i>al-Muiz li Dinillah</i>.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Untuk memasuki masjid di lantai dua, pengunjung harus melewati lorong panjang. Sebelum memasuki lorong di atas pintu komplek ada sebuah prasasti pembangunan masjid menggunakan kaligrafi Utsmani. Setelah itu pengunjung akan melewati lorong batu cadas sepanjang 8 m yang bagian atapnya menggantung cantik lampu abad pertengahan dinasti Islam. Menyusuri lorong ini serasa melakukan perjalanan waktu menuju era Utsmaniyah. Lorong ini berakhir pada belokan kiri yang membawa pengunjung menaiki tangga. Berbeda dengan lorong pertama yang tertutup, lorong kedua bagian atasnya terbuka dan dihiasi beberapa lengkung iwan yang menawan.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Memasuki tempat shalat, pengunjung akan disambut pintu marmer putih yang diukir halus. Secara garis besar, area masjid dibagi menjadi dua bagaian, bagian halaman (<i>Shan</i>) dan bagian dalam yang mempunyai mihrab. Walaupun keduanya berfungsi sebagai tempat shalat, namun keduanya memilki konsep yang berbeda. </span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Bagian Shan ini dikelilingi oleh ruwaq terbuka dan masing-masing ruwaq memiliki kubah kecil di atasnya sebagai ciri umum arsitektur Utsmani. Selain itu, Shan juga berfungsi sebagai ventilasi pengatur sirkulasi udara, terkhusus pada musim panas. Terdapat kolam air mancur di tengah halaman dan tepat di bagian atapnya terdapat malqaf yang menghadap ke utara dan berfungsi sebagai ventilasi sekaligus pendingin alami. </span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Cara kerjanya, ketika angin utara musim panas tertangkap oleh malqaf, lalu turun ke kebawah dan didinginkan oleh percikan air mancur. Sehingga saat udara luar terasa panas menyengat, bagian dalam komplek masjid terasa sejuk dan nyaman. Ditambah suara gemericik air mancur menghadirkan suasana alam ke masjid, menciptakan suasana relaksasi dan menambah kekhusyukan dalam beribadah. Saat ini air mancur marmer indah ini telah dipindah ke Musium Seni Islam (<b>متحف الفن الإسلامى</b>) yang terletak di Medan Ahmad Maher, <i>Bab Khalq</i> dan hanya meninggalkan sebuah lubang serta beberapa tempat minum tembikar.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Di sebelah kanan, tepat berhadapan dengan pintu masuk. Terdapat sebuah pintu yang akan menuntun pengujung menuju tempat wudlu. Sebelum sampai di tempat wudlu, pengunjung akan menuruni sebuah lorong berbentuk huruf L yang tangganya terbuat dari batu cadas. Tak seperti kebanyakan masjid bersejarah lain di Kairo yang dirombak total, Masjid Sulaiman masih mempertahankan bentuk asli tempat wudlu dan toiletnya. Pancuran tempat air wudlunya masih menggunakan keran kuningan Khas Ustmaniyah yang cukup antik. Sementara di bagian toilet, bak airnya masih menggunakan batu marmer yang mampu mendinginkan air di saat cuaca panas.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Sebelum memasuki ruang salat utama, pengunjung akan memasuki sebuah pintu marmer yang mahkotanya dihiasi kaligrafi (<b>ونطمع ان يدخلنا ربنا مع القوم الصالحين</b>) dan bunga bersepuh tinta emas. Setelah itu pengunjung akan disambut dengan sebuah Mihrab marmer yang sangat mempesona hasil persilangan arsitektur Utsmaniyah dan Rococo Eropa. Jika dilihat dengan teliti, pengunjung akan melihat ukiran berupa sinar matahari. Ukiran ini merupakan salah satu lambang Imperium Utsmani. Selain itu bunga bermekaran dan dedaunan segar yang diukir dengan ternik menyeruak keluar, adalah ciri khas dari warisan Eropa Klasik. Ukiran mihrab semakin memukau dengan adanya ukiran kaligrafi (<b>فلنولينك قبلة ترضها</b>) yang ditulis dengan tinta emas. Tepat menghadap utara, terdapat pintu masuk menuju lantai dua. Ruangan ini disebut Dikkah yang digunakan para mubaligh untuk meneruskan suara Imam saat salat berlangsung atau untuk menyampaikan berbagai pengumuman. </span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Secara keseluruhan, Bagian langit-langit dari Masjid ini memiliki ukiran yang sama. Baik di bangunan masjid, Kuttab dan Sabilnya. Semunya bermotif hijau daun yang dipadu ornament garis emas berkelok. </span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Salah satu kebijakan Daulah Utsmani, selain membangun Wikalah di pusat perdagangan sebagai sarana penunjang ekonomi rakyat. Para menteri yang membangun sebuah komplek Masjid, diharuskan pula mendirikan Madrasah dan Sabil. Madrasah sebagai penunjang pendidikan masyarakat sekitar. Sedangkan Sabil berfungsi sebagai penyuplai air bagi para musafir yang lewat maupun penduduk sekitar. Terlepas dari sikap buruk Sulaiman Agha Silahdar saat berinteraksi dengan orang lain. Maupun sifat memaksanya saat menginginkan satu hal. Dari bangunan yang ia bangun. Pengunjung mampu mengambil pelajaran berharga. Bahwa tujuan setiap masjid yang didirikan, selain untuk membangun budi pekerti dan akhlak yang baik dengan Ibadah. Masjidpun harus memiliki peran penting dalam meningkatkan taraf pendidikan dan ekonomi masyarakat sekitar.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">Refrensi lebih lanjut :</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">1. Muhammad, Suad Maher. 2012. <i>Masajid masr wa Auliayauha as-Shalihin</i>. Kairo: Wizaret al-Auqaf. Jilid III, hal.281.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">2. Williams, Carolline. 2008. <i>Islamic Monuments in Cairo</i>. Kairo: American University Press. Hal. 203.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;">3. Suhail, Muhammad. 2013. <i>Tarikh al-utsmaniyah: min Qiyam al-Daulah ilaa al-Inqilab ala al-Khilafah.</i> Beirut: Dar al-Nafais. Hal. 161.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"><br /></span></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.4px;"></span></span></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4VW7LcBYQG_bgOm7tJy8-f_M5rqVGq80FaMzj-6TXRFKUrm9O2X2pj9owHMy1pScm4OZP-dJVmkXf9KoaJaEN3F1AJEV7JGslbcr9dtmD8QyP062UJp5MldaG6kPNJD2c9X_fwt5DwtqG/s1600/IMG_1271.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4VW7LcBYQG_bgOm7tJy8-f_M5rqVGq80FaMzj-6TXRFKUrm9O2X2pj9owHMy1pScm4OZP-dJVmkXf9KoaJaEN3F1AJEV7JGslbcr9dtmD8QyP062UJp5MldaG6kPNJD2c9X_fwt5DwtqG/s640/IMG_1271.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="font-size: 12.8px;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Melanjutkan Diskusi sejarah sambil menunggu berbuka puasa di <i>Maidah Rahmah</i></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;"><i><br /></i></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<h3>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKdA5wuI3FsIsoKykk67EB9k_zHjt2rA612QOdLYh4Z-eHNBxJ7RfXaSgnnv3I2on-cGFyJTlYcZkBk3p8QLU-x8HT6gN5LcCABNYYnb06YYqcdCN0v-rbS4tL5VsqYE5Nyh7tJuEV3Jug/s1600/IMG_1267.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKdA5wuI3FsIsoKykk67EB9k_zHjt2rA612QOdLYh4Z-eHNBxJ7RfXaSgnnv3I2on-cGFyJTlYcZkBk3p8QLU-x8HT6gN5LcCABNYYnb06YYqcdCN0v-rbS4tL5VsqYE5Nyh7tJuEV3Jug/s640/IMG_1267.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Diskusi sejarah Masjid Sulaiman bersama kolumnis Sejarah Mesir Pak Abu Alaa</span></td></tr>
</tbody></table>
</h3>
</div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
</span>
<span lang="EN-US" style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
</span></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih75Jf3lLU7zC6J4SWTN4KgUMGF7fd-uKPh8nYd7KXA7l2Gwm5J-222bS2CztiZdGyVRh3564FcBwmK_ORViO-hoHTXGF-syUWO9ZXabNiCrSPASawwv8k-orRTGMD3x6ASnb7PybJ-chW/s1600/IMG_9966.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih75Jf3lLU7zC6J4SWTN4KgUMGF7fd-uKPh8nYd7KXA7l2Gwm5J-222bS2CztiZdGyVRh3564FcBwmK_ORViO-hoHTXGF-syUWO9ZXabNiCrSPASawwv8k-orRTGMD3x6ASnb7PybJ-chW/s640/IMG_9966.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;"><i>Shan </i>atau Halaman tengah Masjid yang dulunya terdapat air mancur</span><br />
<div>
<br /></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDmDRwybGXOR5BZwvZ-dM0cHT4vkvzSGVPmSnJkupf-zeN73hwB08PXttsxuP4348zHVFbF2IypY31AKWBZUM11MwMSMfEOPVRSpX8R4Ypm03V10SFTtJ_79kWhCOBAQFyfwG35GIhlSzW/s1600/IMG_9967.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDmDRwybGXOR5BZwvZ-dM0cHT4vkvzSGVPmSnJkupf-zeN73hwB08PXttsxuP4348zHVFbF2IypY31AKWBZUM11MwMSMfEOPVRSpX8R4Ypm03V10SFTtJ_79kWhCOBAQFyfwG35GIhlSzW/s640/IMG_9967.JPG" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Pintu masuk pemisah antara Shan dan Ruang utama shalat.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-9639300227207704672016-06-21T07:31:00.000+02:002017-12-20T12:15:53.932+02:00Telisik Masjid Amr bin Ash, dari penaklukan Mesir hingga pemusnahan Fustat [1]<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<blockquote class="tr_bq" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<br /></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">"</span></span><b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jika Engkau
mampu menaklukan Mesir, sesungguhnya ia akan menjadi kekuatan dan pertolongan
bagi Umat Islam. Karena sumberdaya alamnya amat melimpah, namun penduduknya tak
berdaya untuk berperang".<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[2]</span></b></span></span></a></span></span></i></b></blockquote>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibDVK0PfBsWaG8IOaHxEeVWsRfs5oimNNOoFwz5jZrpjZ3g1AINq65RrNiHgNnhW5TJ-6Ol9aNrqVhFRyez7OU1lgIfiuCAccxBGDbJE8ucI94hP7cnnQQbPTlaZx6jqI14dyW1pnMXnRJ/s1600/IMG_9001.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibDVK0PfBsWaG8IOaHxEeVWsRfs5oimNNOoFwz5jZrpjZ3g1AINq65RrNiHgNnhW5TJ-6Ol9aNrqVhFRyez7OU1lgIfiuCAccxBGDbJE8ucI94hP7cnnQQbPTlaZx6jqI14dyW1pnMXnRJ/s640/IMG_9001.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Halaman Tengah (<i>Shan</i>) Masjid Amr bin Ash</span>.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pertenghan Musim panas 6 Juni 640 M menjadi harapan baru bagi pasukan
Muslim di Mesir, saat invantri bantuan dari Khalifah Umar bin Khattab tiba di
bekas ibukota kejayaan masa Firaun, <i>Ain Syams</i>. Sahabat <i>Zubair bin Awwam,
Ubadah bin Shamit, Miqdad bin Aswad, Maslamah bin Mukhalad dan Kharjan bin
Khudzafah</i> merupakan nama para sahabat yang tercatat menjadi panglima dalam
pasukan kiriman Khalifah. Bantuan datang, menyusul permintaan Amr bin Ash yang
banyak kehilangan pasukan akibat sergapan Romawi di <i>Umm Danin<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></b></span><!--[endif]--></span></a></i>.
Untuk menaggulangi kekalahan akibat taktik perang Romawi yang selalu
bersembunyi di balik kokohnya benteng <i>Babylon</i> ketika terdesak. Sahabat
Amr menggunakan taktik "Pancingan", menantang tentara Romawi di <i>Ain
Syams</i> yang jauh dari benteng mereka. Malamnya, Panglima Amr menyusun
sekenario balasan dengan mengkonsentrasikan sebagian besar pasukannya di <i>Ain
Syams</i>. Lalu tanpa sepengetahuan Romawi, ia menambahkan dua sayap invantri.
Sayap pertama ditempatkan di dekat Jabal Muqattam<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a>
dan sayap kedua berada di <i>Ummu Danin</i>.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Paginya, pertempuran akbar yang ditunggu tiba saat fajar mulai
menyingsing. Pasukan Muslim mulai bergerak dari markas <i>Ain Syams</i> ke
selatan. Sedangkan pasukan Romawi beriringan keluar dari benteng merah, <i>Babylon</i><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></a>
menuju Ain Syam. Kedua pasukan bertemu di Abbasiyah. Baik Muslim maupun Romawi
keduanya mulai melancarkan serangan setelah genderang perang ditabuh. Romawi
begitu ambisius meluluhlantakan pasukan Muslim. Karena mereka telah
menghancurkan dan menguasai titik kekuatan Romawi di <i>Bahr al-Rum</i>. Mulai
dari Arisy, Farma, Bilbis dan sekarang mereka mencoba menaklukan jantung Romawi
di Mesir, Benteng Babylon. Pasukan Muslimpun tak kalah semangat dalam berjihad.
Bagi mereka hanya ada dua pilihan, mati syahid atau hidup menegakan Tauhid. Mereka
percaya jika Mesir bisa masuk ke kekuasaan Kekhilafahan Islam, ia akan memotong
sumber kekuatan Imperium Romawi di kawasan Mediterania. Itu artinya jazirah
Arab akan terlindung dari serangan Romawi sewaktu-waktu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ternyata kemenangan berpihak pada pasukan Muslim. Pasukan Romawi yang
tersisa tercerai berai dan melarikan diri ke timur menuju Babylon lewat lembah
Muqattam. Namun tanpa mereka sangka, dengan sigap invantri pimpinan <i>Kharjah
bin khudzafah</i> yang telah menunggu sejak semalam, menyergap pasukan Romawi. Kemudian
mereka yang lolos dari sergapan pasukan <i>Kharjah</i> segera melarikan diri ke
barat di pelabuhan <i>Umm Danin</i>, dimana kapal-kapal penyelamat menuju
Babylon menunggu mereka. Lagi-lagi Pasukan Romawi mendapatkan serangan kejutan
dari pasukan Muslim. Satu-satunya harapan mereka pupus, ketika mendapati
kenyataan mereka terkepung pasukan Muslim yang telah siaga menunggu mereka.
Pertempuran berlangsung heroik. Segelintir Romawi yang selamat dengan tenaga
yang tersisa menyelamatkan diri ke Benteng Babylon.<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDWL800m9momqatM3xMr1lddu6nSeRK50BIP-F7Dxmx9r-Nu2PpaLhEnRZZ_GmFi1TIDrPmd_i0w5jrF_kAJhhH3lfcJMx14nAgbo0VVWG0fkqBlbO55hBlw_EmlkYvYYPwHzVDD374-rB/s1600/IMG_8994.JPG" imageanchor="1" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: medium; line-height: normal; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDWL800m9momqatM3xMr1lddu6nSeRK50BIP-F7Dxmx9r-Nu2PpaLhEnRZZ_GmFi1TIDrPmd_i0w5jrF_kAJhhH3lfcJMx14nAgbo0VVWG0fkqBlbO55hBlw_EmlkYvYYPwHzVDD374-rB/s640/IMG_8994.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: small;">Mihrab Utama dan Mimbar Masjid</span></td></tr>
</tbody></table>
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">A.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Kondisi
sosial penduduk Mesir pra penaklukan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tragedi bunuh diri Cleopatra<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></a> tahun
30 SM, menandai akhir kekuasaan Dinasti Ptolemy Yunani. Sejak saat itu Mesir
memasuki sejarah kelam yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, menjadi negara
jajahan Imperium Raksasa Byzantium. Di bawah pemerintahan langsung Agustus
Caesar penduduk Mesir mulai mengalami pemaksaan agama, pajak yang tinggi dan
penindasan yang bertubi-tubi. Romawi memandang Mesir sebagai lumbung negara
penghasil gandum yang sangat berharga. Sedangkan Penduduknya mereka anggap
sebagai alat penghasil gandum yang tak punya hak apapun dalam urusan
pemerintahan dan administrasi negara. Dalam tatanan sosial, penduduk Mesir
dipandang negara sebagai warga keempat atau kasta terendah setelah orang
Romawi, Yunani dan Yahudi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Penduduk Mesir semakin tersiksa dengan sistem pajak yang mahal dan tak
adil. Sistem ini hanya menjadikan penduduk Mesir sebagai sapi perah penghasil
pundi-pundi uang bagi pemerintah. Pajak primer mulai berlaku bagi mereka yang
berumur mulai dari usia 14 hingga 60. Mereka juga dibebankan pajak hewan
ternak, kepemilikan tanah, perabotan yang dimiliki serta pungutan liar di luar
pajak sebagai uang pelicin. Bahkan bagi mereka yang akan mendapatkan warisan,
harta warisan akan dipotong pajak sebelum diberikan kepada pewarisnya. Mesirpun
akan dipungut pajak jika ada Kaisar yang baru diangkat sebagai hadiah pembelian
mahkota. Tak hanya kaisar dan gubernur, para pegawai pemerintahan juga
mewajibkan rakyat sekitar pajak khusus bagi mereka. Melihat pajak yang begitu
menjerat, tak heran bila banyak penduduk yang kabur dari kota dan desa menuju
padang sahara dan mengasingkan diri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pemerintah Romawi juga memaksa penduduk Mesir untuk menyembah dewa mereka
dan menutup banyak kuil dewa Mesir. Disamping itu pemakaian huruf Hieroglif
juga dilarang dan diwajibkan memakai huruf Romawi. Akibatnya huruf Hieroglif
semakin dilupakan dan perlahan punah tak berbekas. Generasi selanjutnya
benar-benar tidak lagi bisa membaca tulisan warisan nenek moyang mereka yang
terpahat di kuil-kuil kuno. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Setelah kedatangan <i>Holy Family</i>, Nabi Isa Kecil, Sayyidah Maryam
dan Yusuf al-Najjar ke Mesir yang berlindung dari kejaran tentara Romawi di
Palestinan. Agama Kristen perlahan mulai menggantikan dewa penduduk Mesir.
Pemerintah Romawi yang saat itu masih paganis, menurunkan titah penyiksaan bagi
siapa saja yang memeluk Kristen. Penindasan menjadi makanan sehari-hari bagi
penduduk Mesir dan tiang salib sebagai pusara terakhir bagi mereka yang
bersikukuh dalam iman kekristenannya. Namun penyiksaan ini membuat agama
Kristen semakin menyebar luas di Mesir. Sehingga masa ini disebut <i>'Ashr
al-Syuhada</i><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></a>.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Angin segar akhirnya bisa dirasakan penduduk Mesir manakala Kaisar
Konstantin Agung (306-337M) memperbolehkan Kristen di negara jajahan Romawi
termasuk Mesir. Selanjutnya disusul kebahagiaan di era Kaisar Theodosius I
(379-395M) yang menurunkan titah dan menetapkan Kristen sebagai agama resmi
Kekaisaran Romawi. Namun kebahagiaan kaum Nasrani Mesir tak berlansung lama
ketika terjadi perbedaan pandang tentang tabiat Yesus pecah. Ada kelompok yang
berpendapat bahwa Yesus memiliki dua tabiat, Ketuhanan dan manusiawi (</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">الهية و بشرية</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Sedangkan lainnya memandang Yesus hanya
memiliki satu tabiat yaitu ketuhanan saja (</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">الهية واحدة</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Kisruh perbedaan pandang ini semakin
memanas setelah sampai pada meja para <i>Patriach</i> di Dewan Gereja. Hal ini
berujung pada keputusan Dewan Gereja <i>Khalqiduniyah<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[8]</span></b></span><!--[endif]--></span></a></i>
tahun 451M untuk memisahkan gereja yang bermazhab dua tabiat dan lainnya satu
tabiat. Dalam perbedaan pandang ini, Dewan Gereja Negara konstantinopel
mengambil mazhab dua tabiat. Sedangkan Dewan Gereja Mesir tetap berpegang teguh
pada pandangan satu tabiat. Lalu muncul keputusan dari Kontantinopel bahwa
penganut satu tabiat adalah kafir dan sesat<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Sejak saat itu, orang Koptik kembali menerima siksaan yang sama saat Romawi
masih pagan. Sehingga banyak para pendeta Koptik yang mengasingkan diri ke
daerah terpencil di Sahara. Salah satunya adalah Pendeta Benyamin yang
mengungsi ke Sahara bagian barat. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">B.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Jatuhnya
Mesir ke pangkuan Islam<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kekalahan total tentara Romawi di pertempuran Abbasiyah membuka mata
mereka akan kekuatan Muslim yang patut diperhitungkan. Apalagi setelah Benteng
mereka terkepung dan politik diplomasi mereka menemui jalan buntu. Sebelumnya
pihak Romawi mengundang delegasi Muslim untuk merundingkan perdamaian dan
genjatan senjata di pulau Raudhah. Romawi yang diwakili <i>Muqauqis</i> meminta
pasukan muslim menghentikan embargo Babylon dan pergi dari Mesir. Sebagai ganti
dia akan memberikan 2 dinar kepada setiap tentara, 100 dinar kepada setiap
komandan dan 1000 dinar untuk Sang Khalifah. Namun Ubadah bin Shamit sebagai
delegasi Muslim dengan tegas mengatakan :<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><b><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt; line-height: 115%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>"فليس بيننا وبينك خلصة نقبلها منك ولانجيبك اليها الا خلصة
من ثلاث(الاسلام-الجزية-القتال), فاختر أيتها شئت, ولاتطمع نفسك فى الباطل, بذلك
أمرنى الأمير, وبها أمره أميرالمؤمنين, وهو عهد رسول الله (عليه الصلاة والسلام)
من قبله الينا</span></b><b><span lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">."</span></b><b><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Medengar jawaban Ubadah, harapan Muqauqis
sirna. Apalagi setelah Dewan Konsulat Romawi menolak pilihan Islam maupun
Jizyah sebagai solusi damai. Kondisi Romawi yang lebih memilih pedang, memaksa
tentara Muslim melanjutkan pengepungan dan penyerangan benteng Babylon. Pengepungan
yang berlangsung lama hampir 7 bulan, membuat Babylon hampir kehabisan
persediaan makanan. Tenaga para tentara yang ada di dalam benteng juga semakin
melemah dengan hilangnya semangat mereka. Namun kondisi sebaliknya terjadi di
luar benteng. Pasukan Muslin semakin bertambah semangat juangnya dari hari ke
hari. Bahkan atas persetujuan Pangslima Amr, Zubair bin Awwan siap berkorban
untuk menjadi jalan pembuka benteng. Dengan keahliannya, ia membuat tangga dan
menyusup ke dalam benteng saat penjaga benteng terlelap di tengah malam. Dengan
sigap ia membuka benteng bagian barat daya. Segera pasukan muslim menghujani
panah pasukan yang menyerang. Benteng hampir dikuasai pasukan muslim saat fajar
mulai terbit. Namun Jendral <i>George</i> pemegang Babylon yang melihat pasukannya
hampir kalah, segera mengirim utusan ke Amr bin Ash untuk berdamai. Dari hasil
perundingan, permintaan genjatan senjata diterima dengan syarat :<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Pasukan tentara Romawi segera meninggalkan benteng
dalam tempo 3 hari.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Segera meninggalkan Babylon lewat jalan sungai. Serta
membawa bekal makanan yang cukup untuk perjalanan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Benteng dan semua peralatan di dalamnya menjadi hak
milik kaum muslim.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jatuhnya Benteng Babylon tepat pada hari
Jumat, 6 April 641 M<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></a>,
menjadi awal masuknya Mesir ke dalam pangkuan Islam. Tepat hari Senin, pasukan
Romawi meninggalkan benteng Babylon dan pulau Roudhah menuju Alexandria.
Kemudian setelah kota pertahanan terakhir Romawi di Mesir, Alexandria dikepung.
Tepat pada awal November di tahun yang sama, Muqauqis dan Herkulanus sebagai
konsul Konstantinopel atas Mesir menyatakan gencatan senjata dan menyerah.
Pasukan Muslim menyetujui dengan syarat:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Membayar Jizyah bagi siapa saja yang termasuk dalam
perjanjian<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Masa genjatan senjata (</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">الهدنة</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)
berlangsung selama 11 bulan. Orang Romawi harus meninggalkan Mesir, baik lewat
jalan laut ataupun darat dengan ketentuan khusus.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> Pasukan muslim
harus tetap di posisi awal mereka dan
tidak boleh menyerang Alexandria selama masa gencatan sejata. Hal ini juga
berlaku untuk pasukan Romawi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">4.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Orang Romawi diperkenankan untuk membawa semua tentara dan harta mereka kembali ke
Konstantinopel. Dan bagi mereka yang masih memilki harta yang tertinggal,
dikenakan biaya penjagaan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">5.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Tertara Romawi dilarang kembali ke Mesir, apalagi
mencoba mengambil alih kembali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">6.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Umat Muslim tidak akan ikut campur dalam urusan
keagamaan yang berhubungan dengan gereja.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">7.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Memperbolehkan orang Yahudi untuk tetap tinggal di
Alexandria.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">8.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Romawi diharuskan mengirim 150 tentara dan 50 orang
dari para administrator dan pendeta untuk mengurus Alexandria selama masa
gencatan senjata.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Setelah 11 bulan pengepungan dan
penaklukan daerah di delta dan bagian tengah Mesir. Negeri Lembah Nil yang
membentang dari Nubia hingga ke Alexandria resmi menjadi bagian dari
Kekhalifahan Islam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kemenangan umat Islam disambut gembira
penduduk Mesir yang telah kenyang dengan kekejaman Romawi dari generasi ke
generasi selama 6 abad. Mereka tidak dipaksa untuk masuk Islam. Bahkan mendapat
kebebasan dan jaminan keamanan untuk kembali menjalankan Kristen dengan mazhab
mereka yakini. Pemerintah Islam juga menyerahkan sepenuhnya urusan gereja
kepada Dewan Gereja yang berwenang. Para pendeta yang mengasingkan diri di
gurun sahara berbondong-bondong pulang ke rumah masing-masing. Termasuk
pembesar Koptik Benyamin yang kembali ke Alexandria setelah puluhan tahun dalam
pengungsian di barat sahara demi menghindari siksaan pemerintah Romawi. Mereka
semakin bergembira manakala harta milik mereka yang dirampas pemerintah
dikembalikan. Serta pajak ala Romawi yang selama ini menjerat mereka dihilangkan
dan hanya diganti Jizyah serta pajak kepemilikan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">C.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Pembangunan
Fustat dan pembagian demografisnya<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Setelah urusan pemindahan kekuasaan dan masa gencatan senjata berakhir
dengan hengkangnya Romawi dari Mesir. Tahun 641 M (21H), Amr bin Ash menetapkan
lokasi pembangunan Ibukota Islam di Mesir berlokasi di timur benteng Romawi
atau bekas tempat penempatan pasukan
Muslim saat pengepungan Babylon dulu. Ibukota baru ini dinamakan Fustat<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Kota Islam pertama di Afrika ini dibangun dengan penataan mirip kota yang
berada di Jazirah Arab bagian selatan, mengikuti gaya Makkah dan Shan'a, Yaman<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></a>. Sama
seperti tradisi umat Islam di daerah <i>futuhat</i> lainnya, masjid merupakan bangunan
awal sebagai pondasi utama kota baru Islam. Amr bin Ash memerintahkan
pembangunan Masjid sebagai pusat dakwah dan pembelajaran. Disusul pembangunan
rumah sahabat Amr terletak di sisi timur
masjid yang disebut dengan <i>Dar Amr al-Kubra</i> sebagai pusat pemerintahan. Kemudian
para sahabat, prajurit dan orang Arab yang ikut perang diizinkan membangun
pemukiman di sekitar masjid. Sebagai perwakilan dari para kabilah, Amr bin Ash
menyerahkan pembagian kawasannya kepada para pembesar kabilah, seperti; <i>Muawiyah
bin Hadij al-Tajiby, Syuraik bin Sama al-Ghathify al-Murady, Amr bin Qahzum
al-Khulany dan Hayawil bin Nasyirah al-Ma'afiry</i>. Berikut 3 jenis pembagian
demografis pada awal pembangunan Fustat :<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI6aULwAhNIaq6QfuTg-z0KrgATO0j4PGlDaTi9qzutcn6t_z4G-xNB1bGyoImYlDlcjxiYV4kiD3AgQo2UyhbjKsMJNIZ_0p8t2aWLYx1hR-DsBaD0N1zSnGdk45UAiaNo3BELKzKc8zC/s1600/IMG_9015.JPG" imageanchor="1" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: medium; line-height: normal; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI6aULwAhNIaq6QfuTg-z0KrgATO0j4PGlDaTi9qzutcn6t_z4G-xNB1bGyoImYlDlcjxiYV4kiD3AgQo2UyhbjKsMJNIZ_0p8t2aWLYx1hR-DsBaD0N1zSnGdk45UAiaNo3BELKzKc8zC/s640/IMG_9015.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: small;">Penulis di reruntuhan Ibu Kota Islam pertama Afrika, Fustat</span>.</td></tr>
</tbody></table>
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Khathath</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"> (</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">الخطط</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) : penempatan penduduk berdasarkan nama
Kabilah tertentu, antara lain Quraisy, Anshar, Khuza'ah, Aslam, Ghaffar,
Muzaynah, Asyja', Juhainah, Tsaqifah dll. Konsep ini berlaku untuk kawasan yang
sebelumnya kosong lalu dibangun kota. Dalam contoh kasus seperti Fustat dan
Giza.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Akha'id </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">(</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">الأخائد</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)<b> </b>: Jika khattat berlaku di Fustat
dan Giza, maka sistem akha'id berlaku di Alexandria. Sistem ini dibagi menjadi
2, yaitu apa yang disebut <i>Ibtidar</i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">الابتدار</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) atau memberikan tempat tinggal kepada
tentara yang pertama kali menempati rumah-rumah di luar benteng kota Alexandria
yang ditinggalkan saat pengepungan kota. Karena waktu itu belum ada pembagian
tempat tinggal di Alexandria. Sedangkan yang kedua disebut <i>Takhshihs</i><b> </b>(</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">التخصيص</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)<b> </b>atau pembagian tempat tinggal
pasca pengepungan dan penempatan rumah langsung ditunjuk oleh pemerintah.<b><o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 38.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Qatha'I </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">(</span><span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">القطائع</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)<b> </b>: adalah tanah yang diberikan
sebagai hadiah di bawah wewenang langsung dari pemerintah. Seperti apa yang
diriwayatkan <i>Ibnu Abdul Hakam</i> bahwa Khalifah Umar memberikan kepada <i>Ibnu
Sandar</i><b> </b>sepetak lahan di <i>Minyah al-Ashbagh</i><b>.<o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Letak Fustat yang berada di bibir sungai Nil, membuat ekonominya
berkembang pesat. Ditambah kawasan ini sejak zaman Firaun, Yunani dan terakhir
Romawi telah menjadi mata rantai jalur perdagangan antara Mediterania dan
Afrika. Kemakmuran kota Fustat menjadi magnet yang kuat bagi mereka yang
mencari kehidupan yang lebih baik. Banyak kabilah Arab yang bermigrasi dari
Jazirah Arab dan Syam untuk menetap di Mesir. Kondisi ini membuat demografis
Fustat meluas dengan sendirinya. Geliatnya semakin terlihat manakala Fustat
bertranformasi menjadi kota industry pertama di benua Afrika. Komoditi seperti
keramik, gerabah, tenun dan karpet merupakan barang dagangan andalan yang
diburu konsumen di kawasan Mediterania. Masjid Jami yang dibangun tak hanya
berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan sebagai pusat kajian dan
pembelajaran agama. Pada masa selanjutnya muncul berbagai macam kajian dan <i>masyayikh</i>
memenuhi ruwaq-ruwaq <i>Jami al-Atiq</i> ini. Antara lain kajian tafsir,
hadits, fiqh, akidah dan disiplin ilmu lainnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">D.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Riwayat
Masjid Amr bin Ash dari pembangunan hingga pemusnahannya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Masjid Amr
bin Ash pada awal pembangunan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Membincang tersebarnya Islam di Mesir dan Afrika tak bisa terlepas dari
peran Masjid Amr bin Ash sebagai media penyiaran dan dakwah saat itu. Masjid
ini merupakan masjid pertama sekaligus peninggalan Islam tertua di Mesir dan
benua Afrika. Sahabat Amr bin Ash memerintahkan membangun masjid ini dekat
dengan sungai Nil. Lokasi awal masjid hanya berjarak 200m dari pesisir Timur
sungai Nil. Namun karena perpindahan aliran sungai saat ini letaknya lebih dari
500m dari sungai Nil. <o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pada awal dibangunya, arsitekturnya masjid masih sangat sederhana.
Bagian kiblatnya berupa tembok memanjang sepanjang 50 dzira' dengan lebar 30
dzira'<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Tiangnya masih menggunakan batang pohon Kurma dan sebagian dengan batu susun
berlapis semen. Begitu juga atapnya yang masih berbalut pelepah kurma yang
dirangkai dengan bilah papan kayu. Lantainya masih berbentuk tanah yang
dipadatkan dan dicampur aspal, belum ada mihrab menjorok, menara adzan apalagi <i>shahn<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[14]</span></b></span><!--[endif]--></span></a>.
</i>Masjid Amr dibangun dengan 6 pintu, dua berada di sisi timur, dua di bagian
utara dan sisanya di barat yang menghadap ke sungai Nil.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Saat itu penetuan arah kiblat ditetapkan dengan musyawarah 80 sahabat
yang ikut serta dalam penaklukan Mesir. Antara lain Zubair bin Awwam, Ubadah
bin shamit, Miqdad bin Aswad, Abu Darda, Abu Dzar al-Ghifary, Abu Bashrah
al-Ghifary, Uqbah bin 'Amir al-Juhny dan puluhan sahabat lainnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Masa Dinasti
umayah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pada masa pemerintahan <i>Muawiyah bin Abi sufyan</i> renovasi
besar-besarn terhadap masjid Amr bin Ash dimulai. Apalagi setelah orang-orang
mengeluh dengan semakin sempitnya masjid akibat banyaknya bangsa Arab pendatang
dan orang Koptik yang masuk Islam<a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[15]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Kemudian <i>Maslamah bin Mukhallad</i> sebgai gubernur Mesir satu mulai
melakukan perluasan terhadap <i>Jami al-'Atiq</i> tahun 672M/53H. Pemugaran
dimulai dengan memperluas bagian timur, utara dan barat laut. Ditambah pada
masa ini aliran sungai Nil menjauh ke barat, sehingga memudahkan perluasan bagian
barat masjid. Untuk pertama kalinya lantai masjid diblok dengan batu. Gubernur
juga membangun ruang memanjang berbentuk menara di pojok keempat penjuru masjid
sebagai tempat muadzin. Dari bangunan panjang ini menjadi awal lahirnya menara
masjid di mesir.<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Datang masa letika gubernur Mesir dijabat oleh <i>Abdul Aziz bin Marwan</i>
yang ditunjuk oleh <i>Abdul Malik bin Marwan</i> sebagai khalifah Umayah saat itu sekaligus
saudaranya. Pada tahun 698M/ 79H Abdul Aziz melakukan pembongkaran untuk
dibangun ulang. Perluasan difokuskan kea rah barat dan utara masjid. Sedangkan
bagian timur dibiarkan karena berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk. Kemudian
masa saat <i>Abdullah bin Abdul Malik</i> menjabat gubernur tahun 707M/89H.
pada masanya atap masjid ditinggikan karena sebelumnya kontur pondasi masjid
mengalami penurunan tanah. <o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tiga tahun setelahnya, giliran <i>Qurrah bin Syuraik</i> menjadi
gubernur Mesir tahun 710M/92H. Pada masanya bagian selatan masjid diperluas
untuk pertama kalinya, begitu pula bagian timur masjid. Bekas rumah Amr bin Ash
dan anaknya Abdullah dimasukan menjadi bagian masjid. Jika pendahulunya <i>Maslamah
bin Mukhalad</i> menambahkan unsur arsitektur berupa menara adzan. Qurrah
berjasa menambahkan mihrab berongga meniru apa yang dilakukan Khalifah Umar bin
Abdul Aziz saat memugar Masjid Nabawi di Madinah pada 706M. Ia juga menyepuh
tiang utama di depan mihrab dengan emas murni, menambah pintu masjid menjadi 11
pintu, menempatkan mimbar kayu serta memluruskan arah kiblat yang semula lebih
condong ke timur. Perubahan besar arsitekture masjid untuk pertama kalinya
terjadi pada masa ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Masa Dinasti
Abbasiyah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Berakhirnya kekuasaan Umayah di tangan Abbasiyah secara otomatis Mesir menjadi
bagian wilayah Abbasiyah. Pada masa gubernur <i>Shalih bin Ali</i> tahun
750M/133H, Masjid diperluas lagi ke bagian timur. Sehingga rumah <i>Zubair bin
Awwam</i> dibongkar dan dimasukan sebagai tanah masjid. Selain itu pintu masjid
bagian timur untuk pertama kalinya diganti dengan pintu besi.<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pada masa <i>Harun al-Rasyid</i>, jabatan gubernur Mesir dipegang oleh <i>Musa
bin Isa</i>. Pada tahun 791M/175H, bagian
utara serta timur masjid kembali diperluas dan dimasukannya <i>Ruhbat
Abi Ayyub</i> menjadi bagian masjid. Luas masjid Amr bin Ash pada masa gubernur
Musa adalah sama dengan setengah luas masjid saat ini.<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jika Musa bin Isa memperluas bagian utara dan timur. Maka pada tahun
827M/212H gubernur tunjukan Khalifah al-Ma'mun saat itu, Abdullah bin Dzahir
memperluas sisi selatan dan barat masjid. Hingga pada eranya perluasan masjid
berhenti dan luas masjid zamannya sama dengan luas masjid saat ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">4.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Masa Dinasti
Thuluniyah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pada masa <i>Khumaruwiyah</i> putra <i>Ahmad bin Thulun</i> kebakaran
hebat melanda masjid Amr bin Ash pada Safar tahun 888M/275H. Si jago merah
dengan cepat melahap bagian perluasan Abdullah bin Dzahir. Sehingga <i>Khumaruwiyah
</i>menugaskan gubernur Ahmad bin Muhammad al-Ajify untuk merenovasi bagian
masjid yang terbakar.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">5.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Masa Dinasti
Ikhsyidiyah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pada masa Ikhsyidiyah, pemerintah melakukan perombakan besar pada tiang
lama dan menggantinya dengan tiang marmer yang ujungnya diukir dengan indah.
Hal ini diutarakan pengelana <i>Maqdisy Bisyari</i> dalam memoarnya berjudul <i>Ahsan
al-Taqasim fi Ma'rifat al-Aqalim</i> saat mengunjungi Masjid Amr bin Ash tahun
985M. Ia mengungkapkan,"Masjidnya merupakan bagunan yang begitu memukau.
Bagian dindingnya dihiasi mozaik yang sangat mengesankan berpadu indah dengan
tiang marmer yang bermahkota ukiran-ukiran masa silam. Masjid ini lebih megah
dibandingkan Masjid Damaskus."<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-fareast-font-family: Calibri;">6.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Masa Dinasti
Fatimiyah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pada masa pemerintahan Khalifah al-Aziz billah. Tahun 988M memerintahkan
wazirnya, Abu Farj Ya'qub bin Killis untuk merenovasi kubah baitul Mal masjid
serta membuat mimbar baru yang disepuh emas.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tak kalah dengan ayahnya, Khalifah al-Hakim biamrillah memerintahkan
wazirnya Bargwan untuk memperindah masjid dan memperbaiki bagian yang rusak. Selesai
renovasi sang wazir menuliskan namanya di papan marmer dan di temple di kelima
pintu bagian timur. Namun setelah sang Amir meninggal, khalifah memerintahkan
untuk mencopot nama wazir yang menempel pada dinding timur. Pada bulan Ramadhan
403H/ 1013M, al-Hakim memerintahkan untuk membawa ribuan mushaf milik Istana
Timur untuk diwakafkan kepada Masjid Amr bin Ash. Seperti yang dikisahkan oleh
penjelajah Persia, <i>Nashir Khosru</i> dalam bukunya <i>Safarnama</i> ketika
mengunjungi Masjid Amr:<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">"<i>Di dalam masjid terdapat 1298 Mushaf yang ditulis dengan tinta
emas. Khalifah al-Hakim bi Amrillah yang memerintahkan pewakafan ribuan mushaf
dari Qasr Syarqy untuk Jami' Atiq pada Ramadhan tahun 403 H</i>." <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tiba masa Khalifah <i>al-mustanshir billah</i> memerintahkan untuk
merenovasi mihrab besar, serta menyepuh bagian dalamnya dengan perak. Tak hanya
itu khalifah juga memerintahkan menyepuh emas dinding kiblat dan memerintahkan
wazirnya, Afdhal Syahinsyah untuk membangun menara besar bernama <i>Mi'dzanah
Sa'idah </i>pada 1121M. <o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pada masa Fatimiyah pembangunan Masjid Amr bin Ash mengalami kemajuan
yang sangat pesat dalam bidang arsitekturnya. Para sejarawan menyebutnya
sebagai masa keemasan. Namun anehnya Masjid Amr bin Ash dan kota Fustat justru
menemui nestapa kehancurannya pada masa Fatimiyah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kisruh politik dan perebutan kekuasaan adalah penyebab kehancuran kota
Fustat dan masjidnya. Saat itu setelah wazir <i>Syawar</i> menyingkirkan
rivalnya, kini giliran khalifah <i>al-Adhid</i> menjadi sasaran selanjutnya.
Negara berhasil dikuasai Syawar, sehingga Khalifah hanya dijadikan boneka
politik. Sadar akan posisinya yang tidak menguntungkan, al-'Adhid meminta
bantuan Amir <i>Asaduddin Syirkuh</i> dari Syam untuk menyingkirkan Syawar.
Namun Wazir yang merangkap sebagai khalifah ini tak tinggal diam dan bekerja
sama dengan pasukan Salib yang telah menguasai daerah Palestina. Namun
kelicikan taktik Syawar tercium. Pasukan
Salib saat itu telah menguasai delta Mesir bagian timur dan mendirikan barak
tentaranya di Blibis. Merasa dipermainkan Syawar, pasukan Salib segera
melancarkan serangan ke Kairo. Melihat kota Fustat yang begitu besar tanpa
benteng, ia mengambil keputusan untuk membakar habis seluruh kota Fustat
beserta isinya, termasuk masjid Amr bin Ash tahun 1168M/564H. Tujuan Syawar
hanya satu supaya kota tak dikuasai tenntara Salib. Lalu sebagian penduduk
berhasil mengungsi ke dalam benteng Kairo dan sebagian lainnya meninggal
terbunuh. Kota Fustat dan sekitarnya dilalap hebat oleh si jago merah. Api
menyala selama 54 hari tanpa sedikitpun padam. Semua bangunan megah Fustat dan
Masjidnya runtuh. Kini hanya kenagan dan cerita indah yang tersisa, selain
tumpukan batu bata dan tiang marmer yang gosong.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Penutup<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sudah menjadi sunnatullah bahwa sejarah selalu berulang. Kisruh politik
selalu menghancurkan maha karya peradaban manusia. Bahkan demi politik manusia
rela menumpahkan darah sesamanya. Tidak ada musuh dan teman yang abadi, yang
ada kepentingan Abadi. Semoga kita tak hanya bisa membaca sejarah dari nama,
tanggal dan tempatnya, melainkan bisa memetik buah hikmahnya untuk pelajaran di
masa mendatang. Atas Inayah-Nya, paper ini selesai pada hari Jumat. Semoga
bermanfaat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Bagi Pembaca yang ingin memiliki salinan PDF artikel ini, Silahkan diunduh <a href="https://www.4shared.com/web/preview/pdf/Kq6NRO5Lba?">disini</a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs0BOtNSUxuaelEIKGdMKG4u9zs16f6UWXyStolztCDhWpCLbAUgd8werTfA_-vpkliXutfy3Zghus1jkpqXJHqZmKlv79yuqNLR3RM0ekWXZMnZpmhLSGWUe6gxovBsW33nKWkXdmuXWS/s1600/IMG_9041.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs0BOtNSUxuaelEIKGdMKG4u9zs16f6UWXyStolztCDhWpCLbAUgd8werTfA_-vpkliXutfy3Zghus1jkpqXJHqZmKlv79yuqNLR3RM0ekWXZMnZpmhLSGWUe6gxovBsW33nKWkXdmuXWS/s640/IMG_9041.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="font-size: small;">Muhammad, Pemandu Situs sedang menjelaskan Sejarah Kota Fustat</span> .</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSsiNC8wz-jGYxzy2rwbGAe-DcKium_Pij-ewmVSQT6uqrE8swEmWrOzgKe9_JxsvjkNVokE3auNncEdp6Cf969vpApTVk6oq3gEsMGFdSOC9KtWCzilu0lj7cvD2kf9u0X31jQCkgETTQ/s1600/IMG_9044.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSsiNC8wz-jGYxzy2rwbGAe-DcKium_Pij-ewmVSQT6uqrE8swEmWrOzgKe9_JxsvjkNVokE3auNncEdp6Cf969vpApTVk6oq3gEsMGFdSOC9KtWCzilu0lj7cvD2kf9u0X31jQCkgETTQ/s640/IMG_9044.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: small;">Struktur rumah penduduk Fustat yang dibumihanguskan Wazir Syawar</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Daftar Pustaka<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">·<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Al-Syahry,
Muhammad Ahmad. 2013. <i>Dirasaat fi Tarik Masr al-Islamiyah. </i>Kairo:
Al-Azhar university Press.<i><o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">·<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">William ,
Caroline. 2008. <i>Islamic Monuments in Cairo</i>. Kairo: AUC Press.<i><o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">·<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Spencer,
Jeffrey.1996. <i>The British Museum Book of Ancient Egypt. </i>London: British
Museum Press.<i><o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">·<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Al-Barry,
Dahlan. 1994. <i>Kamus Ilmiah Populer</i>. Surabaya: Penerbit Arkola.<i><o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">·<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Al-Hafnawy,
Samir. 2014<i>. Jaulat al-Shahabah wa al-Tabiin fi Ardh Mas. </i>Kairo:
Maktabah Rahmah<i>.</i></span></span></div>
<div>
<hr size="1" style="text-align: right;" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Disarikan oleh Miftah Wibowo dari berbagai sumber.
Penulis merupakan mahasiswa Jurusan <i>Tarikh wal Khadharah Islamiyah</i> di
Universitas Al-Azhar. Paper ini ditulis sebagai materi pendukung kajian
lapangan <i>Kupretist du Caire</i> ke-2 (Jumat,14 Agustus 2015). <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Ucapan Khalifah Umar bin Khattab kepada Sahabat Amr bin
Ash ketika di Jabiyah.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>(</span><b><span dir="RTL" lang="AR-EG">أم دنين</span></b><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>)Daerah ini sekarang
bernama Azbakiyah. Dahulu tepi sungai Nil tepat di daerah ini sebelum akhirnya
menjauh ke arah barat.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Muqattam (</span><b><span dir="RTL" lang="AR-EG">جبل مقطم</span></b><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>) merupakan kumpulan bukit
di bagian timur kota Kairo. Selain bersejarah, bukit ini dianggap suci oleh
umat Kristen Ortodhox Mesir (Koptik).<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Benteng Babylon mencakup kawasan <i>Masr Qadim </i>dan
bekasnya masih bisa dilihat tepat di depan stasium metro Mark Girgis.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Bernama lengkap Cleopatra VII Philopator (51-30 SM). Ia
merupakan penguasa ke-14, penguasa perempuan Yunani pertama dan penguasa
terakhir Dinasti Ptolemy. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn7">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Disebut sebagai Masa Syahid karena banyaknya Umat
Kristen yang dibantai pemerintah Romawi. Sehingga pada masa selanjutnya banyak
gereja dibangun dengan nama mereka yang syahid. Seperti Mark Girgis, Abu Sergah
dll.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn8">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Dalam istilah Barat dikenal sebagai <i>The Council of
Chalcedon</i> (</span><b><span dir="RTL" lang="AR-EG">مجمع خلقدونية</span></b><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>) yang diselenggarakan dari 8 Oktober- 1 November di <i>Chalcedon</i>,
sebuah kota di kawasan <i>Bithynia</i>, Asia Minor. Sekorang kota ini dikenal
dengan Kad</span><span lang="TR">ıköy</span><span lang="EN-US">, Istanbul di Turki.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Umat Kristen Mesir memandang keputusan Dewan Gereja
Konstantinopel sebagai pemaksaan. Kristen Koptik berpandangan bahwa merekalah
pemegang akidah yang benar tau biasa disebut Orthodox. Para penganut satu
tabiat menyebut mereka sebagai <i>Ya'qubiyin</i> yang dinisbatkan kepada Ya'qub
al-Baradi'iy sebagai Imam Besar mereka dan berasal dari kota Raha di Asia
Kecil. Sedangkan kelompok bermazhab dua tabiat menyebut dirinya sebagai <i>Malkaniyin,
</i>karena mereka mengikuti<i> </i>mazhab raja dan kekaisaran.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn10">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Betepatang dengan Rabi' al-Tsani tahun 20 H.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn11">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Ada banyak pendapat mengenai makna dari Fustat, Ada dua
pendapat yang kuat. Pertama, menyebut Fustat berasal dari Bahasa Arab yang
berarti kota. Merujuk pada kejadian Pertempuran Yamamah. Sedangkan pendapat
kedua digadang oleh Prof. Petler, Orientalis Inggris yang mengatakan Fustat
berasal dari bahasa Romawi <i>Fossatum</i>. Istilah ini umum bagi tentara
Romawi untuk menyebut tempat dimana pasukan Arab mendirikan tenda saat
pengepungan Babylon.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn12">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Pendapat ini yang banyak disepakati oleh jumhur
sejarawan. Salah satunya Orientalis Jerman, Adam Mez yang berpendapat Fustat
dibangun dengan tata kota seperti di selatan Jazirah Arab. Selain pendapat ini
ada pendapat lain yang mengatakan Fustat dibangun dengan corak Yunani seperti
yang jamak di Laut Mediterania. Lalu model Babylon karena posisinya dekan
dengan benteng Babylon dan yang terakhir adalah berpendapat Fustat dibangun
dengan tata kota ala Persia.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn13">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><span lang="EN-US">Sekitar 37,5m x 22,5m.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn14">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span><i><span lang="EN-US">Shahn</span></i><span lang="EN-US"> (</span><b><span dir="RTL" lang="AR-EG">الصحن</span></b><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>) merupakan pelataran terbuka yang berada di tengah
masjid. Seperti yang ditemukan di Masjid Amr bin Ash sekarang.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn15">
<div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="file:///F:/Sanggar%20Tulis/Kupretist%20du%20Caire/Kajian%20Lapangan%20Kupretist/02-Fustat%20dan%20Masjid%20Seribu%20Kisah.docx#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[15]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span>
</span></span><span lang="EN-US"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Hal senada diriwayatkan oleh Imam Maqrizy dalam kitab <i>Akhbar
Masjid ahl al-Rayat</i> karya Abu Umar al-Kindi.</span><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-20404746229120930152016-06-21T06:37:00.001+02:002016-11-29T23:04:27.113+02:00Miftah Wibowo<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb-LlAa_3EWFk85EukG3h9JPccUsg8MQ80meD7EyD8J2Z95ehKxrRJ2nuFJvBA3AiH9syFeHaNBIL3cy0YECPN9teMCneGkcPv_7jztk9ttHGggJqyCIrTbAU44xANvA5403IV3OrRp5hQ/s1600/resize_0896.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb-LlAa_3EWFk85EukG3h9JPccUsg8MQ80meD7EyD8J2Z95ehKxrRJ2nuFJvBA3AiH9syFeHaNBIL3cy0YECPN9teMCneGkcPv_7jztk9ttHGggJqyCIrTbAU44xANvA5403IV3OrRp5hQ/s640/resize_0896.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pendakian gunung tempat Nabi Musa menerima wahyu, Jabal Musa (2.285 m)</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Saya terlahir membawa nama Miftah, karena kebutuhan dalam proses administrasi pembuatan Paspor saat hendak ke Mesir, jadilah nama Bapak "Wibowo" ditambahkan, sehingga menjadi Miftah Wibowo. Seorang Bocah yang lahir di Kota Bahari, tempat asal mula Warteg melegenda, dan besar dalam dekapan keasrian lembah Gunung Slamet. Pernah Nyantri dalam asuhan PP Al Hikmah, Benda. Sekarang melanjutkan Pengembaraan dan Ngangsu Makrifat di Negeri Para Nabi, Seribu Menara, Mesir.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menyukai Perpustakaan dan Tumpukan buku sejak masih Nyeker. Ia masih suka mengumpulkan buku sampai saat ini, membacanya adalah hidayah yang selalu ditunggu. Seorang Pria yang tak bisa menolak tawaran makan ini memiliki impian bertambah berat badan. Memiliki hobi Jalan-jalan dan Fotografi. Serta memiliki cita-cita menjadi pakar dalam bidang Filologi Nusantara dan sejarah Peradaban Islam. </span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bagi penulis, Ngeblog bukan hanya soal menulis semata. Melainkan ia adalah amanah keilmuwan yang harus tetap terjaga dan disampaikan. Saya pribadi sangat setuju dengan motif menulis gagasan Tere liye. Dia menambahkan </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">, kalau belajar menulis hanya demi menerbitkan buku, laku, kaya, populer, difilmkan Apalagi sibuk menghitung view, like, komen, maka cepat atau lambat akan berakhir pada kekecewaan. Bahkan meski semua itu akhirnya tercapai. Kosong saja ketika sudah tiba di titik itu. Semoga kita semua tidak memulai langkah yang keliru, mendengarkan orang, mentor atau guru menulis yang keliru. </span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menulislah karena itu menyenangkan. Selalu menyenangkan. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menulislah apa yang harus orang baca, bukan yang ingin orang baca. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menulislah dengan pemahaman: Tidak semua kata-kata indah itu mengandung kebenaran. Kadangkala, sebuah kebenaran harus disampaikan dengan kalimat yang amat menyakitkan.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menulislah dalam senyap. Si penulis akan mati, jadi tulang belulang, tapi tulisannya boleh jadi akan abadi ribuan tahun dan dikenang zaman.</span><br />
<div>
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Semoga Pembaca dapat menemukan hal yang bermanfaat dalam tulisan sederhana yang disajikan.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Selamat Menikmati butiran kata dalam Catatan ini.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">:)</span></div>
<div>
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-45375409926195768142013-10-04T14:46:00.001+02:002016-11-25T23:00:50.918+02:00Membumikan Talaqqi di Negeri Masisir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuVACN6zhazVrusipGNfvvCmacFGz7ZUf8FJb03eWcTZ7BF08iZgu__oREjNqU-f2bHfL4HDXyXb0bRPjQrnRuF7rizIkj9LQIUlGWAEM9qafieLjJTkNRco3ONR-LTlG59NAHvmMdkZ5y/s1600/386034_299421976759585_1808345074_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuVACN6zhazVrusipGNfvvCmacFGz7ZUf8FJb03eWcTZ7BF08iZgu__oREjNqU-f2bHfL4HDXyXb0bRPjQrnRuF7rizIkj9LQIUlGWAEM9qafieLjJTkNRco3ONR-LTlG59NAHvmMdkZ5y/s320/386034_299421976759585_1808345074_n.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Seorang Syekh sedang menyampaikan dars di Talaqi</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif; line-height: 18.1818180084229px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Beberapa mahasiswa tampak terburu-buru memasuki pintu Muzayyinin, Masjid al-Azhar. Dari dalam mikrofon menggema suara Syaikh Yusri Rusydi. Pagi-pagi ratusan penuntut ilmu antusias mengikuti talaqqi Sahih Bukhari tiap Sabtu. Setelah diteliti, ternyata wajah-wajah Melayulah yang mendominasi halakah itu. Ya, yang pria terlihat bermahkotakan peci putih bercap dan yang perempuan berbalut kerudung lebar anggun. Gambaran talaqqi di Masjid al-Azhar.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"> Metode talaqqi ini telah yang dipraktekan sejak zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya. "Begitu juga para tabiin talaqqi kepada sahabat dan berlanjut seterusnya sampai hari ini," jelas Humaidi, mahasiswa Fakultas Bahasa Arab. Dalam buku Ibta'adat Masafat wa Damian fi Qalbi, Ya Masr, terbitan KBRI Kairo, dikatakan sejarah talaqqi di Masjid al-Azhar sejak pertama kali diresmikan oleh Khalifah al-Muiz li Dinillah, diawali oleh Syaikh Ibnu Nu'man dengan mengajar kitab al-Iqtishar fil Fiqhisy Syi'i al Isma'ili. Adapun jejak pelajar nusantara sendiri baru diukir sejak munculnya Ruwaq Jawi, yang dibangun pada akhir pemerintahan Mamalik. Ruwaq inilah yang menampung para pelajar melayu dari Indonesia, Malaysia, Thailand dan Brunei.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Terlepas dari sejarah talaqqi di al-Azhar, muncul fenomena unik seputar talaqqi di Masisir, sebutan untuk komunitas pelajar Indonesia di Mesir. Masisir sebagian besar berstatus mahasiswa di Universitas al-Azhar, namun hanya sebagian kecil yang rutin kuliah di kampus. Keberangkatan ke kuliah bisa dihitung dengan jari, itupun menjelang ujian dan hanya untuk mencari tahdidan. Talaqqi hanya sekedar tahu, tanpa ada keinginan mengikutinya. Berlama-lama membaca status dunia maya dan menyibukkan diri dengan organisasi lebih dipilih, dari pada talaqqi bersama masyayikh al-Azhar dan tenggelam dalam manisnya lautan ilmu. Hasilnya, mereka kurang mengenal atau bahkan jauh dari para ulamanya.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Lalu apakah yang membedakan mereka yang talaqqi dengan yang tidak? Menurut Hasbullah, Lc. hal yang membedakan ahli talaqqi dan non-talaqqi adalah sikap ahli talaqqi yang biasanya melakukan tahlil(analisis) maklumat secara detail. Berbeda dengan mereka yang hanya belajar di kuliah saja. "Mereka (yang jarang talaqqi, red.) cenderung mengkaji ilmu secara sederhana, terkadang sebatas muqarrar saja," ujarnya. Direktur Wisma Nusantara itu juga menambahkan bahwa yang biasa talaqqi terlihat manhajnya al-Azhar. "Dan ilmuan yang ideal itu mengikuti talaqqi," imbuh kandidat master di American Open University ini.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Hasbullah juga menyebutkan sebenarnya banyak manfaat talaqqi, antara lain; bisa merasakan semangat para ulama, menambah pergaulan dengan ahlul ilmi dan mendapatkan doa dari masyayikh. Ia mengungkapkan belajar langsung dengan seorang guru, selain penting, juga merupakan sebuah kenikmatan. Kita bisa merasakan rahmat Islam dan nikmat memperoleh ilmu. Dan jika kita resapi secara mendalam, kita pasti bisa merasakan keindahannya. Kenapa? Karena guru-guru di talaqqi ikhlas menyampaikan ilmu. "Dan ketika kita sudah terbiasa mengikuti talaqqi, pasti akan susah meninggalkannya," jelas Hasbullah.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Hal serupa dituturkan oleh Zulhendri Rois, Lc. Menurutnya terasa sekali himmah ulama’ dalam talaqqi, dari awal baca kitab sampai khatam. Adapun perbedaan mendasar antara ahli talaqqi dan non-talaqqi ada dalam cara memahami funun dan ilmu. Dalam memahami qadiyah atau nushus, orang yang talaqqi merujuk ke masyayikh sebelum memakai dan menyampaikannya. "Sedang yang tidak talaqqi cenderung asal-asalan dalam memahaminya," tutur calon kandidat master di Fakultas Ushuluddin asal Padang itu.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Zulhendri lalu menambahkan, tak kalah penting adalah pergaulan yang luas dalam talaqqi karena bukan hanya Indonesia saja. Kita juga bergaul dengan orang Malaysia, Thailand, Brunei, Maroko, Mesir dan lain-lain. Selain itu, teman-teman pergaulan kita adalah mereka yang semangat menuntut ilmu. Menurutnya, dengan talaqqi kita pun bisa mendapatkan doa dan ijazah dari masyayikh serta pengarang kitab. "Doa itu nanti berkesinambungan dari mushannif sampai ke kita," tambah mahasiswa yang telah menamatkan strata satunya ini.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Lalu apa faktor yang membuat sebagian Masisir enggan talaqqi, selain kurangnya kemauan dan belum merasakan langsung manfaat talaqqi? Menurut Zulhendri Rois, Lc. pengenalan saat orientasi mahasiswa baru juga ikut andil dalam membentuk pola pikir mereka. Sebagai contoh, untuk mengisi hari pertama mereka di Mesir, kakak kelas bukannya mengenalkan al-Azhar dan ulamanya, tapi mereka justru mengarahkan anak-anak baru untuk berwisata. "Mahasiswa baru sejak awal di Mesir tak dikenalkan ke al-Azhar oleh senior, malah diajak ke Luxor, Piramida dan tempat-tempat wisata lainnya," tutur mahasiswa asal Padang tersebut.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Sebagaimana perkataan Syaikh Ahmad Toyyib sebelum menjadi Grand Syaikh, warga KMM ini menyebutkan bahwa al-Azhar mempunyai tiga manhaj. Barangsiapa yang belajar di al-Azhar dan menerapkan tiga manhaj tersebut, maka dialah azhari. Pertama, berakidah ahlu sunah wal jamaah, yaitu beriktikad dengan manhaj Imam al-Asy'ary dan Abi Mansur al-Maturidi. Kedua, beriktikad kepada empat mazhab dan mengamalkan salah satunya. Dan ketiga, al-Azhar bertasawuf kepada Imam Junaid dan Imam al-Ghazali. "Jadi, walau belajar di al-Azhar, sampai doktorpun, kalau tak memiliki tiga manhaj ini, belum layak disebut azhari," terangnya.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Menurut Zulhendri lagi, penyebab lain minimnya Masisir yang talaqqi adalah terkadang mereka tak begitu memahami bahasa talaqqi sehingga jenuh. Ditambah, sejak awal-awal di Mesir, mereka telah disibukkan oleh organisasi. "Bahkan sampai ke ranah politik, yang semua tak menjunjung dan tak menjamin seseorang menjadi ulama," imbuh mahasiswa jurusan Hadis tersebut. Mirip dengan Zulhendri, Hasbullah juga menuturkan bahwa minimnya Masisir ikut talaqqi kemungkinan karena sedang sibuk berorganisasi atau mengambil talaqqi di tempat lain, selain di al-Azhar.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><b>Al-Azhar Jamian wa Jamiatan</b></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Dalam desertasi berjudul <i>Al-Azhar Jamian wa Jamiatan</i>, tubuh al-Azhar terdiri dari dua wadah keilmuan, yaitu al-Azhar sebagai masjid (<i>jami'an</i>) yang mentransfer keilmuan lewat talaqqi dan al-Azhar sebagai universitas (<i>Jami'atan</i>) yang melakukan kegiatan keilmuan lewat sistem perkuliahan. Talaqqi dan kuliahpun menjadi satu-satunya media bagi mahasiswa al-Azhar untuk berinteraksi langsung dengan para ulamanya. Sehingga bisa mengetahui bagaimana manhaj al-Azhar supaya menjadi mahasiswa yang azhari. Karena inti keilmuan al-Azhar terletak pada masjidnya, sedang universitas merupakan perpanjangan lembaga masjid. Hal senada pernah disampaikan dalam sebuah talaqqi oleh Syaikh Usamah al-Azhari, bahwa inti dari al-Azhar adalah masjidnya (talaqqi), sedang universitas hanya sebagai perpanjangan masjid dan jawaban atas tantangan zaman.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Melalui talaqqi kita dituntut untuk memperhatikan dari mana kita menimba ilmu, sebagaimana diungkapkan oleh Humaidi. Mahasiswa asal Cirebon itu mengatakan bahwa ilmu itu agama, maka lihatlah dari siapa kamu mengambil agamamu. Dalam talaqqi pelajar juga diajarkan untuk beradab, baik terhadap guru dan temannya, maupun terhadap kitab-kitabnya.</span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="line-height: 18.1818px;">Kemudian mahasiswa tingkat tiga Fakultas Bahasa Arab ini mengutip perkataan gurunya, Syaikh Hisyam Kamil, “Barang siapa yang syaikhnya itu kitabnya, maka kesalahannya akan lebih banyak dari pada benarnya.” Intinya, kalau kita mengambil dari kitab saja, sementara ilmu dirayah kita belum memadai, maka akan terjadi banyak kesalahan dalam memahami ilmu tersebut. Seperti dikutip dari fans page, Suara al-Azhar, Syaikh Amru Wardani dalam pengajian Asybah wa Nadza'ir menyampaikan bahwa ilmu dan metode dalam benak seorang ulama beberapa kali lebih banyak, dari apa yang ada dalam buku. Maka jangan hanya membaca buku kemudian mengajarkannya, tanpa terlebih dahulu belajar kepada seorang guru .</span></span><br />
<div>
<br /></div>
</div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-40476773650074601582013-08-06T18:44:00.001+02:002013-08-06T18:59:25.793+02:00Silaturahmi Akbar IKPM Kairo Bersama KH.Hasan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFY3075djJHvoU6s1iWPodVQiXyCH83ByFFEOouIfcY61asGsGo691O8CAaOi-H9k6Ir68cM-0v43hnaUbeLuPko_jcMjl0cS4CZagaOLYtsnPCmnXfZvKMfeOHJrR_J2tgyQc6sti-cWz/s1600/561829_443774149063173_1950979370_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFY3075djJHvoU6s1iWPodVQiXyCH83ByFFEOouIfcY61asGsGo691O8CAaOi-H9k6Ir68cM-0v43hnaUbeLuPko_jcMjl0cS4CZagaOLYtsnPCmnXfZvKMfeOHJrR_J2tgyQc6sti-cWz/s320/561829_443774149063173_1950979370_n.jpg" width="320" /></a></div>
Rabu (31/7), Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) cabang Kairo mengadakan Silaturahmi Akbar bersama <i>Mudir 'Am</i> PM Gontor KH. Hasan Abdullah Sahal. Silaturahmi bersama ini bertempat di Auditorium Darul Hasan, KMJ daerah Tabah, Hay Asir. Acara dimulai 16.30, tampak anggota IKPM telah memenuhi Aula Darul Hasan sebelum acara dimulai. Selain ajang silaturahmi, acara dibarengkan dengan Nuzulul Qur'an dan pelantikan Pengurus baru IKPM Kairo.<br />
<br />
Acara dibuka dengan sambutan ketua
Panitia Acara, Dziyaul Haq, dilanjutkan dengan peringatan Nuzulul Qur'an yang
disisi ceramah KH. Hasan Abdullah Sahal. Dalam ceramahnya, Beliau menyampaikan
proses turunnya Al-Quran, hikmah dan apa yang mesti kita lakukan pada malam
turunnya wahyu. Kemudian acara disusul dengan pelantikan pengurus IKPM masa
khidmat 2013-2014, terdiri dari anggota DPO, MPO dan ketua IKPM yang terpilih
pada Musyawarah Cabang XXIX IKPM Jum’at lalu (12/07). Beberapa ketua IKPM
terpilih yang dilantik yaitu M. Haidar dari Jakarta, Umar M. Haras dari Jakarta
dan Faiz Taufiq dari Madura.</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Rangkaian acara tersebut ditutup
dengan Silaturahmi Akbar bersama KH. Hasan selaku pimpinan umum PM Gontor.
Beliau sendiri telah tiba di Kairo sejak tanggal 29 Juli lalu, selama kurang lebih
6 hari banyak melakukan kunjungan dan menghadiri acara. Antara lain
kunjungannya ke Putri beliau yang
tinggal di Mesir dan Dr. Mustafa Dasuki seorang pakar Ekonomi Islam Mesir. Kyai
yang mengasuh beberapa pondok ini juga menghadiri rangkaian acara yang diadakan
IKPM. Seperti acara Nuzulul Qur'an, Pelantikan Pengurus, Silaturahmi Akbar dan
lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt80W6XPqJ7YJvZ1GRi_bhMY7UiOalkMl4CYUtmPgr5XV5QUo6orGDIuFjT67UrQRlEAiJXtqTRiE90Q2TQbt7clpEZF5pTdW75JG4PCGCD0hDtiuJOY1UvifQ48SxTyRo62s0zA1J3PRH/s1600/Kunjungan+KH.+Hasan+Abdulah+Sahal.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt80W6XPqJ7YJvZ1GRi_bhMY7UiOalkMl4CYUtmPgr5XV5QUo6orGDIuFjT67UrQRlEAiJXtqTRiE90Q2TQbt7clpEZF5pTdW75JG4PCGCD0hDtiuJOY1UvifQ48SxTyRo62s0zA1J3PRH/s320/Kunjungan+KH.+Hasan+Abdulah+Sahal.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">KH. Hasan Abdulah Sahal dan Dr. Mustafa Dasuki</td></tr>
</tbody></table>
Dalam acara Silaturahmi Akbar, KH.
Hasan banyak menyampaikan hal seputar perkembangan Gontor, seperti pembangunan
dan pengembangan perguruan tinggi yang ada milik Gontor seperti ISID,
rencananya akan dikembangan menjadi Universitas Darusssalam, yang mana akan
ditunjang dengan berbagai fakultas. Selain rencana Gontor ke depan, Beliau juga
memberikan motivasi kepada para peserta yang hadir bagaimana cara menanggulangi
rasa bosan, "Namanya manusia pasti pernah dilanda bosan, jika kalian
dilanda bosan, jangan pernah ucapkan, lupakan dan lupakan," ujarnya. Tak
hanya pada acara formal, saat di luar acara Beliau juga selalu berdialog dengan
para alumni IKPM yang masih menjadi santrinya. Seperti penuturan Miftah Firdaus
yang pernah mendampingi beliau shalat subuh, "Selepas salat subuh Beliau
pernah menyampaikan, "tahukah kalian makna kata"<i>Yaqin</i>"
dalam ayat <i>Fa'bud Rabbaka hatta ataahul yaqin</i>?," ketika beliau
bertanya banyak yang tak bisa menjawab termasuk saya, lalu Beliau menjawab,
bahwa makna <i>yaqin</i> artinya kematian, jadi kita sebagai hamba Allah
dituntut untuk selalu beribadah dan taat kepada-Nya sampai ajal
menjemput," tutur Miftah yang masih kru redaksi Informatika.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Di akhir acara Silaturahmi, beliau
berwasiat untuk memperhatikan saat ini dan senantiasa menjaga cita-cita di masa
depan, apalagi kita sebagai mahasiswa Al-Azhar yang tentunya sumbangsih kita
nantinya sangat diperlukan untuk kemajuan Bangsa dan Agama. "Masa depanmu
adalah sekarang bukan yang akan datang, jika hari ini tak berbuat apa-apa,
maka tak akan pula mendapatkan apa-apa,.
Berprestasilah dalam kebaikan dan kebenaran," nasehat KH. Hasan kepada
semua peserta dan menjadi tanda berakhirnya rankaian acara silaturahmi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-29455979789897610962013-08-01T13:21:00.002+02:002013-08-01T13:21:42.493+02:00NU, Muhamadiyah dan Persis cabang Mesir adakan dialog umum dan buka bersama<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFqOqkd_Lv4A0L5WbL3G0rJZVy9PSsUp86LdrGH835cn-YcF-sAk15oDjypYHTYYFVpNeW_PO4StvW0mRR5p8Hf2DuCOw4QNod2iqtfCTM_oW8XSPcEMZ1gKMdehUplCuIIZErKxpGFhr_/s1600/1095054_279663378838176_1493853248_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="285" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFqOqkd_Lv4A0L5WbL3G0rJZVy9PSsUp86LdrGH835cn-YcF-sAk15oDjypYHTYYFVpNeW_PO4StvW0mRR5p8Hf2DuCOw4QNod2iqtfCTM_oW8XSPcEMZ1gKMdehUplCuIIZErKxpGFhr_/s400/1095054_279663378838176_1493853248_n.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kairo-<a href="http://www.numesir.net/">PCINU</a>(Pengurus Cabang Istimewa NU) Mesir sore ini (01/08) adakan acara dialog umum & buka bersama dengan tema "NKRI dan Masa Depan Keragaman". Dialog umum rencananya akan dimulai pukul 16.30 Clt di Auditorium Griya Jawa Tengah milik Kelompok Studi Walisongo (<a href="http://www.kswmesir.org/">KSW</a>). Kegiatan yang disusul dengan buka bersama ini, bekerja sama dengan berbagai komunitas perkumpulan Mahasiswa di Kairo, seperti <a href="http://pcimmesir.com/">Muhamadiyah</a>, LDNU, Fatayat dan <a href="http://pwkpersis.wordpress.com/">Persis</a>. Dialog Interaktif nantinya akan diawali dengan penyampaian ceramah dari beberapa pembicara, mengenai NKRI serta khazanah keragamannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dialog Ilmiah nantinya akan dihadiri perwakilan KBRI dan beberapa tokoh Masisir yang sekaligus menjadi pembicara, diantaranya Fahmi Farid Purnama (PCINU), Agustiar Numanar Akbar (Persis) dan Gugi Sumana (PCIM).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dialog lintas komunitas ini diusung sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan Masisir terhadap tindak anarkis dan sparatis yang marak terjadi di Tanah Air. Nusantara yang dulunya mashur dengan warisan khazanah suku dan budayanya yang beragam, serta dikenal sebagai penduduk yang murah senyum dan memiliki toleransi beragama yang tinggi, saat ini telah banyak berubah. Fenomena sekarang, banyak tindak anarkis dimana-mana, penghinaan terhadap agama atau komunitas tertentu makin marak terjadi, bahkan yang lebih berbahaya, adanya kelompok sparatis yang mengancam keberlangsungan NKRI. Oleh karenanya, Nahdhatul Ulama, Muhamadiyah dan Persis bekerja sama mengadakan acara dialog interaktif, sebagai langkah nyata dalam memberikan pemahaman kepada Masisir akan pentingnya menjaga warisan keberagaman Nusantara dan keutuhan NKRI.</span></div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-86960199331751659862013-07-24T19:58:00.000+02:002013-07-24T19:58:26.262+02:00Tim redaksi baru Informatika ICMI adakan rapat perdana.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Kairo-Tim redaksi buletin Informatika hasil penjaringan awal juli kemarin, sore ini (24/7) adakan rapat keredaksian. Rapat redaksi tersebut bertempat di Wisma Nusantara di kawasan Rabiah Adawiyah, Wisma merupakan salah satu pusat kegiatan organisasi Mahasiswa Indonesia di Kairo. Acara akan dimulai pukul 16.00 Clt, selain untuk membahas isi buletin edisi lebaran nanti, pertemuan kali ini juga bertujuan untuk memperkenalkan anggota baru dengan tim redaksi tahun lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada akhir acara, pertemuan bakal ditutup dengan buka bersama degan sajian sepesial dari Wisma Nusantara. Pada saat Ramadhan seperti institusi lainnya di Mesir, wisma juga menyediakan menu berbuka, tak hanya untuk Mahasiswa Indonesia, tetapi juga untuk mahasiswa asing lainya, seperti Malaysia dan Thailand.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Informatika adalah buletin bulanan yang bergerak pada bidang informasi dan kegiatan Mahasiswa Indonesia Mesir (Masisir), buletin ini berada langsung di bawah naungan orsat ICMI Kairo.</div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-90322682309376070062013-07-23T08:25:00.000+02:002016-06-22T01:57:40.147+02:00Terpaksa Sahur Ekspres<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM_wYbYcZ1nQRLo9vlkmmJr-tliB6YaFSoj1KLAR4GGqCcBLs-p9VM4cPJvtZwUfEdETkzULPol23FBllrukTrqn-HE375QhAZnBc6DYgdKwTtR6PZ0Xp5TOKUxZGWWq64s1O40Ql0OGhd/s1600/makansahur.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM_wYbYcZ1nQRLo9vlkmmJr-tliB6YaFSoj1KLAR4GGqCcBLs-p9VM4cPJvtZwUfEdETkzULPol23FBllrukTrqn-HE375QhAZnBc6DYgdKwTtR6PZ0Xp5TOKUxZGWWq64s1O40Ql0OGhd/s320/makansahur.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Waktunya Sahur</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Ramadhan
merupakan bulan yang sangat ditunggu kedatangannya, umat Islam seluruh dunia
bersuka cita menyambutnya. Bulan Suci ini selain ditunggu karena berbagai
keutamannya, ia juga membawa bayak hikmah dan cerita seru seputar rutinitasnya,
entah momen sepesial saat menunggu waktu berbuka dan curi curi pandang dengan
jadwal imsakiyah saat sahur, selalu ada kisah unik yang menyertainya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;"></span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Seperti
cerita seru yang dialami mahasiswa Mesir Indonesia (baca: Masisir). Ramadhan
kali ini merupakan pengalaman puasa pertama di Mesir, serta menjadi tantangan
tersendiri bagi mahasiswa baru. Mengapa? Karena puasa di mesir lebih lama dan
lebih panas, bulan Juli saat jatuhnya Ramadhan kebetulan masuk ke puncak
musim panas, sehingga suhu pada siang hari berkisar 38-42 C. Jadi bisa anda bayangkan
tantangannya, selain menahan lapar dan haus, dapat bonus ekstra menahan
panasnya udara Mesir.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Sahur
kali ini (23/8) bakal jadi momen sepesial yang </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">tak
terlupakan bagi penghuni flat Ashabul Kahfi, bukan karena lauknya yang
sepesial, tapi hampir-hampir semua penghuni tak jadi sahur.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"></span><br />
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Cerita
berawal saat saya membuka mata, karena terlalu capek pasca kelas fotografi
sedari siang dan baru selesai setelah taraweh, sampai di Ashbul Kahfi langsung
tepar di atas kasur, ternyata hampir saja aku kelewatan saat-saat berkah, alias
"ga sahur". Melihat jam ponsel menunjukan jam 03.0, aku kaget dan
langsung <i>ngloyor</i> ke dapur. Ternyata tak ada makanan apapun, sedangkang
waktu sahur tersisa hanya 27 menit lagi, belum masak nasi apalagi lauknya. Karena petugas piket masak sedang tidak ada di rumah, kebetulan ia sedang mendapatkan tugas mengatar teman ke bandara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"></span><br />
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Melihat
kondisi yang super genting, banyak dari teman-teman hanya minum air, sebagian
tawakal di depan ponsel masing-masing dan sisanya tergolek lemas meratapi nasib
di atas pembaringan. Karena waktu semakin menipis dengan sigap Mundzir dan aku
berbagi tugas, ia memasak nasi dan menggoreng kerupuk, sedangkan aku membuat
lauknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Ketika
membuka lemari pendingin untuk mencari sayuran, tiba-tiba semangatku mengejar
sahur sirna, ternyata freezer yang menjadi harapan, malah jadi juragan "PHP"
alias Pemberi Harapan Palsu, tak ada satu sayurpun untuk diolah kecuali
beberapa tomat, bawang dan cabai. Terdesak waktu dan lapar, dengan bahan
seadanya aku berniat membuat sambel kecap. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Jadi
masak apa tah? Kan sayurnya ga da?" Tanya mundzir yang penasaran dengan
wujud lauknya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<a name='more'></a><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Kayanya
kita mesti tirakat dulu, sambel kecap ama krupuk udah lumayan enak, moga aja
ada malaikat ngetok pintu bawa lauk" jawabku asal ceplos.Mengetahui
jawabanku, mundzir hanya senyum kuda sambil mengoreng kerupuk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Bau
harum langsung memenuhi dapur, kala bawang putih dan bombay dimasukan ke
penggorengan, disusul dengan cabai dan tomat "Hemm, lumayan sedap"
gumanku.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Tiing
toong", bel pintu berbunyi, "Dzir bukain pintu, noh ada tamu, siapa
tahu malaikat bawa lauk" teriakku dari dapur. Ketika pintu dibuka ternyata
Rijal yang datang, salah satu penghuni Ashabul Kahfi yang baru pulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Anak-anak
udah pada sahur tah?" tanyanya polos tanpa dosa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Belum
lah, lauknya juga ga ada Jal, aku lagi bokek jadi ga bisa beli lauk."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Mendengar
curhatku, Rijal langsung keluar "Ya udah ana ke depan beli telor
sebentar".<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Selang
beberapa menit, bel pintu berbunyi dan Rijal kembali dengan membawa sekantung telur.
Langsung saja kucampur semua telur ke pengorengan, ditambah sedikit merica,
garam dan kecap, telor <i>oreg </i>ala miftahuna telah jadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Jam
dinding seakan tertawa, karena 19 menit berlalu dan tersisa 8 menit waktu
sahur. Krupuk dan lauk telah siap saji, tapi ternyata nasi belum matang juga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Dzir,
gimana nasinya, udah matang?" tanyaku harap-harap cemas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Belom
tah, bentar lagi" jawabnya sambil melototi <i>rice cocker</i> yang belum
menunjukan tanda matang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Jkleek!!"
Bunyi <i>magicjar</i>, tanda nasi sudah matang, segera mundzir membawa ke ruang
tengah dan langsung membangunkan anak-anak yang terlanjur putus asa. Nasi
langsung dituang di penampan besar tampak asap tebal keluar dari sela-sela nasi,
tanda nasi masih sangat panas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Wuih
gila, nasinya udah kaya Kawah Ijen aja nih, gimana makannya" celetuk salah
satu teman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">"Tujuh
menit lagi imsak, dari pada ga sahur, udah sikat aja" yang lain menimpali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Jangan
bayangkan sahur kali ini berjalan khidmat, melainkan mirip latihan bela diri
ala kuil Sholin. Setiap orang mencoba mengambil nasi yang masih mengepul dengan
tangan kosong, mereka berlomba dengan waktu imsak yang kian dekat. Hal ini mengingatkanku akan adegan para murid Sholin, saat mereka sedang latihan jurus
totok nadi, dengan mencelupkan tangan ke pasir panas. Membayangkan semua orang
yang sedang makan di hadapanku botak mirip biksu, dan sedang latihan jurus
dengan nasi panas haha.. Super lucu, sekedar imajinasi penghibur diri. Sahur
kami yang biasanya santai dari jam 2, kini jadi super cepat berlomba dengan
waktu imsak, Sahur kelas ekonomi berubah jadi sahur ekspres!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Karena
terburu-buru, nasi yang masih panas langsung meluncur bebas ke tenggorokan, terasa kering dan haus. Kulihat ke dapur ternyata air habis, hanya air di wajan yang
baru di masak barusan dan masih mengeluarkan asap. Aduh! Benar-benar makan buah
simalakama, makan bertemu Kawah Ijen, minumnya pakai kawah merapi, makan panas,
minum apalagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Dari
pada kehausan dan sebentar lagi imsak, akhirnya tercetus ide untuk mencampur
air yang matang nan mendidih dengan air keran mentah nan sejuk, asli langsung
dari sungai Nil. Dirasa agak hangat, air oplosan siap diteguk, kuminum
pelan-pelan menikmati setiap teguknya, sedikit lega. Saat tegukan terakhir
adzan tanda imsakpun berkumandang. Alhamdulilah bisa sahur juga </span><span style="font-family: "wingdings"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">J</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "wingdings"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">(Kairo-Miftahuna)<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Catatan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Sahur Ekspres tidak baik bagi
kesehatan, khususnya bagi penderita Magh<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Jangan meniru adegan oplos
air, karena bisa menyebabkan sakit perut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Mohon maaf jika ada pihak yang
kurang berkenan, karena cerita bersifat hiburan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-language: AR-EG; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">4.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR-EG;">Jangan meniru adegan
"Kuil Sholin" tanpa didampingi ahlinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com3Cairo, Cairo Governorate, Egypt30.0444196 31.23571160000005929.934475600000003 31.074350100000057 30.1543636 31.39707310000006tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-2493104257996951202013-07-22T02:48:00.001+02:002016-12-03T22:40:32.325+02:00Tersesat di Labirin Gamalia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJOX7UiAInzE5Z5l4vmTQgUuL34y5McAhtFWzOJJ1cmZreJX-9HDdyh751sf7miRuM9R1jmeD6A2Z9e68d6mqBo5gSYWjzDuY280PHuLQj0bEHSXNQ0pAL_q9OP23zl4tSS5C1TZqwd5qp/s1600/SAM_2387+Re.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJOX7UiAInzE5Z5l4vmTQgUuL34y5McAhtFWzOJJ1cmZreJX-9HDdyh751sf7miRuM9R1jmeD6A2Z9e68d6mqBo5gSYWjzDuY280PHuLQj0bEHSXNQ0pAL_q9OP23zl4tSS5C1TZqwd5qp/s1600/SAM_2387+Re.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Suasana Jalan Gamalia</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Setelah menempuh perjalanan dengan tremco dari Darrosah-Bab Sya'riyah, kami turun di komplek Bab Nasr. Memasuki gerbang pertolongan ini kami (Qoimuddin dan Saya) disambut dengan perisai dan pedang Sayyidina Ali. Ra yang tertempel di kedua sisi atas gerbang, mataku langsung tertuju pada Wikala (Commercial Center) di sebelah kanan jalan, namun sayang seribu sayang, Wikalat yang dibangun oleh sultan Al Asyraf Abu Nasr Qaitbay dari dinasti Mamluk di tahun 885 H / 1480 M kondisinya sangat memprihatinkan. </span></div>
<span style="background-color: white;"><br /></span>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-size: 14px;">Bayangkan bangunan berlantai 2 ini, bagian atasnya, yang berfungsi sebagai tempat penginapan terbakar, kehilangan atap dan ukiran masyrabiyah, yang paling miris lagi bagian bawahnya digunakan untuk bengkel yang membuat ukiran kaligrafi wikalat ini banyak tertutup oleh ceceran oli, disebelahnya untuk pandai besi, kandang kuda, tempat sampah dan satu kebiasaan buruk paling mengerikan dan ditakuti setiap bangunan sejarah diseluruh penjuru dunia, yaitu gerbang utama Wikalat Qaitbay menjadi "Toilet Umum Terbuka" oh Noo :( ..</span></span></div>
<span style="background-color: white;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;"><br /></span></span></div>
<span style="background-color: white;">
<span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><span style="font-size: 14px;">Akhirnya kami teruskan perjalanan menuju Khanqah Baybars, sepanjang jalan hati masih terpikir tentang nasib Wikalat Qaitbay yang jadi " Toilet ", namun semua itu terbayar kala mata dimanjakan berbagai peninggalan yang memiliki ukiran indah sepanjang jalan Gamalia. Bangunan bersejarah berupa, berbagai Wikalat, Khanqah, Masjid, Sabil, Madrasah, facade dan akhirnya kami sampai di Khanqah Baybars Al-Jasyankari.</span></span></span><br />
<a name='more'></a></div>
<span style="background-color: white;"><span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
</span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white;">
<span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrIK7EKCFAAVcHjKei8N6YlEHfFNZi261jt1dHbm5SB3iaiufPOnVDM76p-tCSDIK-ZbqniHWn2zt4vKeeI5LwyvCVemzomSKAvj5L9z_Uy9mvVMRWDvW2V8qp_DtgktwWYCXcA2765aBM/s1600/SAM_2372+Re.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrIK7EKCFAAVcHjKei8N6YlEHfFNZi261jt1dHbm5SB3iaiufPOnVDM76p-tCSDIK-ZbqniHWn2zt4vKeeI5LwyvCVemzomSKAvj5L9z_Uy9mvVMRWDvW2V8qp_DtgktwWYCXcA2765aBM/s1600/SAM_2372+Re.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Wikala Qaitbay</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Sampai di depan pintu masuk, mataku ternyata menangkap ukiran batu yang sangat indah tepat diatas kepala, di kanan kiri pintu ada sebuah iwan kecil yang di atasnya terdapat kaligrafi mungil, jika digabung maka akan bertuliskan "Allahul Wahid". Aku bertambah kagum kala melihat ke bawah, tepat di depan mata sepatuku terdapat tulisan "Hierogliph" alias tulisan bangsa Mesir kuno yang biasa ditulis di kuil mereka, dan itu sekarang ada di pondasi pintu masuk Khanqah Baybars!. </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Khanqah yang dibangun selama 3 tahun (1306-1309 M) ini, dalam pembangunannya banyak menggunakan material yang diperoleh dari bebatuan kuil dan makam Firaun yang terbengkalai, pikir Sultan Baybars Al-Jasyankari dari pada mubazir lebih baik dimanfaatkan untuk pembangunan.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Begitu memasuki masjid, hawa sejuk langsung membelai kami dan melepas hawa sengat sang surya siang itu, kami menyusuri lorong hingga tiba di pelataran tengah masjid, dan ada apa di sana?</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Subhanallah, tak henti-hentinya diri bertasbih, begitu luas dan megah iwan di Khanqah ini mirip masjid Sultan Hasan, hanya saja tempat ini begitu tenang. Selain itu jendelanya dipenuhi dengan Zukhruf ala mamalik yang sangat menawan, banyak burung merpati terbang kesana kemari tak peduli kedatangan kami dan ditambah lagi dengan udara yang begitu sejuk. Kami lalu melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah, shalat saat itu begitu syahdu karena terbawa suasana yang begitu tenang.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkAdg9jHBW3WqirHZp-W0l37vFguktyux4tUKH8tKP3X4Lvgd5jMnKfL8G2K-ahM3qTPKwttG81YruOfHu9dIOmifsTtDEs6Vs7OWIVZK-W_j8Qt5Uhb2MEHw1y272moKvts0CXwwfBVmz/s1600/SAM_2402+Re.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="427" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkAdg9jHBW3WqirHZp-W0l37vFguktyux4tUKH8tKP3X4Lvgd5jMnKfL8G2K-ahM3qTPKwttG81YruOfHu9dIOmifsTtDEs6Vs7OWIVZK-W_j8Qt5Uhb2MEHw1y272moKvts0CXwwfBVmz/s640/SAM_2402+Re.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Bagian serambi masjid yang materialnya diambil dari benatuan Piramid</b></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: 14px; text-align: justify;">Selesai salat, kamipun mulai melancarkan misi, apalagi kalau bukan "Kejar Muqorror", saat itu aku belajar Fiqih Ibadah, sedangkan Qoim belajar Fiqih Muqoron. Belajar kami begitu khusyu' hingga waktu tak terasa telah menunjukan jam 14.30. Waktunya berkemas. Kepulangan kami dilepas dengan terbangnya puluhan merpati di halaman masjid.</span></span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlC8TEHS1jwnyDYjzK140hiK92NPCKGuHfurYVfxlMcOHZDOoi3wl3-dOhisz_GL8PA_vYUIKRdMWIAIrN0OnOzrdchArdWo8fzEVDK6o3KrJuiM4ru7o9jzsx0hnCqDIYo_3uE49Cbpo7/s1600/SAM_2427.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlC8TEHS1jwnyDYjzK140hiK92NPCKGuHfurYVfxlMcOHZDOoi3wl3-dOhisz_GL8PA_vYUIKRdMWIAIrN0OnOzrdchArdWo8fzEVDK6o3KrJuiM4ru7o9jzsx0hnCqDIYo_3uE49Cbpo7/s640/SAM_2427.jpg" width="426" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Beberapa merpati terlihat di halaman dalam Khanqah Jasyankir</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Pulang rencana kami menyusuri jalan Gamalia ke arah selatan supaya tembus ke Masjid Husein, setelah melewati lorong yang cukup banyak laksana labirin ternyata kami menemui jalan buntu, kami kembali ke start awal dan mencoba jalan lain, perjalanan kami nikmati melihat bagunan tua bertebaran di setiap pojok gang, ternyata kami menemui jalan buntu lagi. Qoimpun mulai kesal, sambil berkata "Mif, Nyawa antum tinggal satu, kalau sampai salah jalan lagi, antum GAME OVER!!". "Oke beres, kesasar lagi tinggal ngulang lagi kan" jawabku percaya diri. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Di jalan yang ketiga kali aku mencoba jalan lain, Alhamdulillah jalanya ramai dan tambah lebar, di kanan kiri juga banyak penjual, berbeda dengan jalan sebelumnya, semakin masuk malah semakin sepi dan buntu!. Akupun tambah PD, tapi eit tunggu dulu, tapi perasaan kaya kenal jalan ini, kenapa ke arah jalan besar, bukannya di Husein tak ada jalan selebar itu?. Qoim semakin curiga dan tambah mengindimindasiku... dan ternyata benar, kita ternyata tersesat saat di Gamalia dan sekarang kita sampai di Bab Nasr, tempat awal kita turun dari tremco..Waaawww..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , "lucida grande" , "tahoma" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5Q8mwEIfQw8oQf2WJ9dLvRY9Y-0J-FCbzretplAD8_A0-2Lre1AFo4I69IaFArIqdcUFqLLj3SO4mE0w1nZDb6DeZ_vFb63nBmKSYYaC3g1yhqNAXt7w0_bfQ8-BZ9WhTHq5CUxEZ8gvm/s1600/SAM_2471.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5Q8mwEIfQw8oQf2WJ9dLvRY9Y-0J-FCbzretplAD8_A0-2Lre1AFo4I69IaFArIqdcUFqLLj3SO4mE0w1nZDb6DeZ_vFb63nBmKSYYaC3g1yhqNAXt7w0_bfQ8-BZ9WhTHq5CUxEZ8gvm/s640/SAM_2471.jpg" width="426" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Qoim menyusuri lorong di antara bagunan tua jalan Gamalia</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Bukanya tembus ke Husein malah balik ke awal, Qoimpun tampil dan menyerbuku dengan senapan oratornya, "Antum sih, dibilangin jangan milih jalan itu malah kesitu, ya jadinya kita nyasar, nyawa antum abis dan GAME OVER!!!","Habis asik im, banyak bangunan menariknya, oke sekarng antum yang mimpin" sambutku sambil tersenyum malu. Iyapun memilih menghindari"Labirin Gamalia" lagi dan menyusuri jalan arah pertigaan Markaz Shin, dan kitapun sampai di Darrosah. Petualangan yang menegangkan!, perjalanan kami tutup dengan mampir di kedai Kusyari, Aku memesan Kusyari dan Qoim memesan semangkuk Ruz bi Laban. Amazing!</span></div>
</span></span></div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com3Cairo, Cairo Governorate, Egypt30.0444196 31.23571160000005929.934475600000003 31.074350100000057 30.1543636 31.39707310000006tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-90712050433666372732013-07-21T05:09:00.002+02:002016-11-25T23:04:30.801+02:00Ku Temukan Tuhan di Puncak Sinai<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTaXD58VconWiqa77gS5EQYSqPwRv8XF85MrbSNDfz2xs2vYP1xPi1dvi_1fo8WrW-psxr508mQKzoUslaJBbssKz3oV6ySOV5pPmU2Ry1mG56GgJZB3Wf1h72A0rrQL_zMZWUOaH6BFpD/s1600/IMG_0372.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTaXD58VconWiqa77gS5EQYSqPwRv8XF85MrbSNDfz2xs2vYP1xPi1dvi_1fo8WrW-psxr508mQKzoUslaJBbssKz3oV6ySOV5pPmU2Ry1mG56GgJZB3Wf1h72A0rrQL_zMZWUOaH6BFpD/s640/IMG_0372.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Puncak Gunung Musa terlihat kuning keemasan saat terkena matahari pagi</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="text-align: justify;">Jreeng..
Jreeng..! Suara </span><i style="text-align: justify;">ringtone</i><span style="text-align: justify;"> alunan gitar berpadu bass keras memecah
keheningan malam, “Ah.. Brisik sekali, Suara HP siapa itu tengah malam begini?”
pikirku mengeluh. Ternyata </span><i style="text-align: justify;">ringtone alarm</i><span style="text-align: justify;"> dari Nokia Ashaku sendiri yang
sejak tadi berdering, kulihat jam di layar ponsel menunjukan pukul 04.00 pagi.
“Astaghfirullah kesiangan..!” gumamku, segera kuberanjak dan membangunkan teman-teman
sekamar.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: justify;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Melihat
sekeliling kamar, rasanya tak tampak sebuah kamar mahasiswa, tapi lebih mirip
sebuah gudang, banyak tumpukan <i>Styrofoam, </i>botol air mineral, sekarung
beras, bumbu dapur, banner, tripod, kardus dan banyak lagi perkakas masak
berserakan dimana-mana. Ya, karena semalam panitia <i>Summer Holiday</i> baru
saja mempersiapkan bekal untuk liburan musim panas di Sinai selama 3 hari.
Rencananya kami mengunjungi Uyun Musa, Pantai Taba, Puncak Sinai, tempat Nabi
Musa dan beberapa destinasi lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Membasuh
muka ketika berwudlu rasanya begitu menyegarkan, sambil berharap dosa yang diperbuat
mata ini mendapat ampunan. Kugelar sajadah menghadap <i>Baitullah, </i>berjamaah
dengan mantap mengayunkan tangan diiringi takbir, selalu begitu syahdu shalat
Subuh bagiku, walau kadang kantuk lihai menggoda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jam
dinding menunjukan pukul 07.30, saatnya membawa semua perbekalan ke bis.
Panitia dengan sigap berkemas dan men-<i>checklist</i> barang
bawaan. Tiga puluh menit kemudian rombongan bertolak dari Kairo menuju ke arah
timur Mesir , memulai petualangan besar menyusuri Laut Merah dan Sinai.
Perjalanan ke tempat Nabi Musa menerima wahyu ini menempuh 10 jam lebih. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sepanjang
perjalanan dari jendela, bus kami disuguhi pemandangan gurun pasir yang
menghampar, pasirnya sehalus sutera begitu lembut terbawa angin dan warna
cokelat cerahnya menambah anggun, benar-benar kecantikan yang mematikan.
Sesekali mata menangkap pemandangan kota Satelit di tengah gurun, kota Satelit
merupakan kota-kota baru yang disebar di daerah gurun, pemerintah sengaja
menyulap daerah gurun menjadi daerah pemukiman yang modern nan hijau, program
ini terus digulirkan dalam rangka mencegah kepadatan penduduk, sehingga
penduduk tak hanya terpusat di Kairo saja, melainkan tersebar merata di seluruh
wilayah Mesir, seperti kota Tajammu', Nasr City, 6<sup><span style="line-height: 115%;">th</span></sup><span style="line-height: 115%;"> </span>Oktober, Heliopolis<span style="line-height: 115%;">, </span>Oubur City dan masih banyak lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebenarnya
aku khawatir dengan liburan kali ini, menyusul keributan dan baku tembak</span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: left;">di beberapa kota di Mesir, Presiden mengumumkan kondisi darurat militer di 4 daerah mesir, Suez salah satu kota yang terkena operasi militer, dan celakanya kita harus melewati distrik tersebut untuk sampai ke Semenanjung Sinai, karena di distrik ini letak Kanal Suez berupa jalan di bawah laut yang memisahkan antara benua Afrika dan Asia. Terdengar kabar, bahwa ada bus pariwisata turis asing yang dibajak oleh orang Badui bersenjata ketika melewati gurun Sinai padahal sudah dikawal oleh tentara, hal ini membuatku bertambah takut.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<br />
<a name='more'></a><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-left: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY4vtnEvNJKIBDmNabRZBWhZSxIz4jzgdMIGQbezkHexqkliBTcRYh76l9WSodh3mYpZRAGGd14cOavMQHRxVPwdXFn8CAhOedy97sHBxaJijn8uzREAsKh399M_8lkMQCMDZKCOldARb7/s320/uyun+musa+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY4vtnEvNJKIBDmNabRZBWhZSxIz4jzgdMIGQbezkHexqkliBTcRYh76l9WSodh3mYpZRAGGd14cOavMQHRxVPwdXFn8CAhOedy97sHBxaJijn8uzREAsKh399M_8lkMQCMDZKCOldARb7/s320/uyun+musa+1.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Uyun Musa, Karunia Allah untuk Bani Israel</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-left: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTO9M9YWndOxHlw9Pkby6BxUnnBh4I9JYcwiCXmYM1hmEFlzLkzuz0VJq_tdBbpFOsffc6TFx3w196HjOicOq1lEwHtiPOLDeMfpwOuDo7kv0x25i6-5a4sO4-c9Hdx4Y5oZwvZTjEsCdE/s1600/06+Nuweiba+and+Sinai+mountains.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTO9M9YWndOxHlw9Pkby6BxUnnBh4I9JYcwiCXmYM1hmEFlzLkzuz0VJq_tdBbpFOsffc6TFx3w196HjOicOq1lEwHtiPOLDeMfpwOuDo7kv0x25i6-5a4sO4-c9Hdx4Y5oZwvZTjEsCdE/s320/06+Nuweiba+and+Sinai+mountains.jpg" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Pesisir Kota Nuweiba</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-left: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGA37qzV5BLdpGcJjRxkCF3VDTUfuSZ2CD68lRSvxa_77V_kQNLIuWTDcQtVtFLMZVKqshYurQ6YSQOUgrhCB4V6S42JgE7rbuCBHRerj7QV-CgdgjaMKOp9ZEsJlXD8KMyW9SH2Znlgb3/s1600/images+(4).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGA37qzV5BLdpGcJjRxkCF3VDTUfuSZ2CD68lRSvxa_77V_kQNLIuWTDcQtVtFLMZVKqshYurQ6YSQOUgrhCB4V6S42JgE7rbuCBHRerj7QV-CgdgjaMKOp9ZEsJlXD8KMyW9SH2Znlgb3/s1600/images+(4).jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Kota Taba yang berbatasan langsung dengan Israel</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-left: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdAWa2soVt53sb2zrtak-zL8kExcQYn4qZsNjn1qtO1coGvwYTOjRw6oSY42ObIkYP_2K9-O_sAzxTMvTjFOtdf7RLZKT_d_gQl74IdCAQMJ3vOxIfPcwff8I0exkuxwbaWRYDWzTUPlwz/s1600/tursina-sinai.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdAWa2soVt53sb2zrtak-zL8kExcQYn4qZsNjn1qtO1coGvwYTOjRw6oSY42ObIkYP_2K9-O_sAzxTMvTjFOtdf7RLZKT_d_gQl74IdCAQMJ3vOxIfPcwff8I0exkuxwbaWRYDWzTUPlwz/s320/tursina-sinai.jpg" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Puncak Sinai, tempat Nabi Musa menerima Wahyu</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-left: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://trekity.com/wp-content/uploads/2012/09/4809297569_b20c0ef78e_z.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" src="https://trekity.com/wp-content/uploads/2012/09/4809297569_b20c0ef78e_z.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Menikmati Sunrise di puncak Sinai</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXFeBaSGEf1y0hBaPijAxHyyWggEm88wisSaMpV7zb09po7Lxdt36IzTKd3bSx-J80Nv6MrvtDOJJQa4DgTQD1lYSjDnUVUYLpF8VY8avpFIPD6EH7HZJ3tI_5ff8rL9kCxPCr6NR9-oHp/s1600/IMG_0914.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXFeBaSGEf1y0hBaPijAxHyyWggEm88wisSaMpV7zb09po7Lxdt36IzTKd3bSx-J80Nv6MrvtDOJJQa4DgTQD1lYSjDnUVUYLpF8VY8avpFIPD6EH7HZJ3tI_5ff8rL9kCxPCr6NR9-oHp/s640/IMG_0914.JPG" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Berpose disela perjalanan turun dari Sinai</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bus
rombongan tiba di pos pemeriksaan depan pintu masuk kanal Suez, terlihat banyak
tentara lengkap dengan senjata berjaga di luar, tak hanya itu jeep dan beberapa
tank perang sudah disiagakan. Pemandangan di luar seketika merubah atmosfir
dalam bis mencekam, ditambah 2 tentara naik ke atas bus, ketua rombongan
berusaha menenangkan kami, bahwa tentara hanya memeriksa surat jalan dan paspor
peserta. Aku langsung merogoh saku tas tempat paspor berada, namun tak ketemu,
kucoba rogoh di bagian lain lagi dan lagi hanya alpa yang kudapat, “Ya Allah,
celaka ana..! bisa diseret kalau ketahuan tak bawa paspor” kataku resah dalam
hati. Kebetulan aku duduk di kursi nomer 4 dari belakang, rombongan sudah siap
dengan paspor masing-masing di tangan siap diperiksa, sedangkan aku? Aku mulai
gaduh memburu dan mencoba mengingat kembali di mana buku hijau kecil bergambar
garuda itu disimpan, “Aduuuh.! Ternyata ketinggalan di laci kamar” sesalku
sembari menepuk jidat. Pikiranku mulai kemana-mana tak fokus, apalagi tentara
yang memeriksa beberapa kursi lagi sampai di kursiku, Aku sudah pasrah dan
bertawakal, namun degup jantung semakin kencang dan berdebar serasa mau lompat. Dimenit terakhir tentara
mendekati kursiku ketika hampir pingsan di tempat, ternyata pertolongan Allah
datang, entah mengapa atasan mereka memanggil untuk menyudahi pemeriksaan dan
akhirnya aku tak kena periksa, itu artinya selamat. ”Fuihhhh..!” Desahku
melepas nafas yang tegang dan mengusap keringat yang mengucur deras. "Alhamdulillah
Ya Allah, syukron katsiron atas pertolongannya” Ucap syukur terbebas dari
masalah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Setelah
melewati terowongan yang terletak tepat di bawah selat Suez, berarti kami telah
berada di benua Asia, karena selat Suez merupakan pembatas antara benua Afrika
dan Asia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Perjalanan
berlanjut ke Uyun Musa, mata air yang mengalir lewat tongkat Nabi Musa untuk Bani Israel. Saat rombongan
tiba di Uyun Musa, suasana amat sepi dan cenderung kurang terurus, terlihat
dari kondisi belasan lapak suvenir yang terbengkalai, hanya beberapa saja yang
masih digunakan. Setelah mendapatkan
pengarahan, kami dipersilahkan untuk menyebar dan mengabadikan momen,
pemadangan di sana berupa beberapa sumur yang di sekitarnya ditumbuhi banyak pohon
kurma dan membentuk sebuah oase, sisanya hanya berupa gurun pasir. Dari 12
sumur yang ada, saat ini hanya 6 sumur yang masih tersisa. Tempat ini mengingatkan,
betapa besarnya karunia yang Allah berikan kepada Bani Israel, saat mereka
berhasil lolos dari kejaran Firaun dan tentaranya, lalu tersesat di gurun dan
kehausan, Allah menganugerahkan mata air yang jernih dan sejuk, tak hanya satu
tapi 12 mata air. Tak cukup di situ, mereka juga diberi <b><i>Manna</i></b> dan
<b><i>Salwa</i></b> ketika lapar. Sebuah nikmat yang tak pernah diberikan
kepada kaum sebelumnya, kecuali kepada Bani Israel. Dengan karunia sebanyak itu, Bani Israel
bukannya bersyukur malah mereka kufur. Puas menjelajahi semua sudut,
petualangan berlanjut ke Taba, kota pesisir Laut Merah yang sangat Indah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Selama
membelah gurun Sinai, dari jendela hanya terlihat hamparan gurun pasir,
sesekali kumpulan belukar dan kaktus kami temui. Serangan dari Badui yang kami takutkan tak
terjadi, perjalanan aman dan menyenangkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sampai
di <i>rest area </i>di Nakhel, sebuah pangkalan militer, kami makan siang dan
jama’ Dzuhur dan Ashar. Ketika mendekati
Laut Merah, perhatian kami tercuri dengan tebing-tebing sebelah kanan dan kiri,
tak hanya takjub dengan ketinggiannya, tapi karena batuan tebing yang berwarna
merah, orange, coklat bahkan hitam begitu indah, deretannya terlihat angkuh
menemani kami hingga menemui Laut Merah. “Subhanallah” Suara tasbih memenuhi
bus kala melihat <i>Red Sea </i>yang terlihat orange kekuningan terkena
pantulan matahari sore<i>, </i>artinya kami sudah setengah perjalanan ke Sinai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> <span style="text-align: justify;">Sepanjang
pesisir Laut, rombongan melewati beberapa kota wisata, seperti kota Taba yang
memiliki pantai yang sangat jernih airnya serta berbatasan langsung dengan
Israel dan Nuweiba kota </span><i style="text-align: justify;">real estate </i><span style="text-align: justify;">yang dipenuhi dengan villa dan hotel
berbintang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bernyanyi
bersama di bus mengusir bosan, ternyata cukup menguras tenaga, tak berselang
lama kantuk segera menyergap tanpa ampun. Tak sadar, ternyata bus telah sampai
di pintu masuk taman Nasional Sinai. Rombongan sampai jam 8 malam dan turun di
depan Homestay untuk makan malam dan shalat jama’ Maghrib dan Isya. Untuk
mendaki ke puncak gunung wahyu tersebut membutuhkan 3-4 jam tergantung kondisi
tubuh pendaki, kami harus menaikinya tengah malam agar ketika sampai di puncak
bisa menyaksikan Sunrise, karena momen ini yang paling ditunggu para pendaki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jam
tangan menunjukkan pukul 12 malam, rombongan sudah berbaris rapi di pintu masuk
pendakian, walaupun musim panas udara sekitar terasa dingin. Semua proses
registrasi selesai, dengan diawali doa bersama kami mantap melangkahkan kaki
menaiki setapak demi setapak jalan yang pernah dilalui Musa. Walau jalan
terlihat gelap, selama pendakian mata sesekali menikmati panorama langit yang
kala itu sangat indah, bayangkan di hadapan mata bias melihat jutaan bintang
yang tersusun anggun membentuk sungai bintang yang membentang dari utara ke
selatan, malam yang mengesankan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Perjalanan
kami ternyata tak semudah yang kami bayangkan, baru beberapa pos saja nafas
kami sudah tersengal-sengal, apalagi gunung yang kami daki mempunyai ketinggian
2.285 M dpl, benar-benar butuh tenaga dan kewaspadaan ekstra, apalagi jalan
setapak yang dilalui tak selalu mulus, melainkan terjal dan curam, kadang kami
juga disuguhi jalan sempit yang diiringi jurang dalam menganga di sampingnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sampai
di pos terakhir sebelum puncak kami harus melewati ratusan tangga terjal,
melewatinya tak bisa bersombong diri dengan menolak beristirahat, kadang sampai
merebahkan badan di batu, begitu payah dan lelahnya pendakian. Pukul 03.45
pagi, sebagian rombongan tiba di puncak termasuk aku, di puncak ada sebuah
gereja dan mushala, karena <i>Sunrise</i> sebentar lagi aku segera menuju ke
mushala untuk menunaikan Subuh, karena tak ada air kami sepakat bertayammum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Memasuki
mushala, ku dapati ada 2 orang Arab, yang satu tidur dan lainnya sedang membaca
dengan bantuan cahaya lilin. Kami dipersilahkan untuk shalat, dengan kaki yang
masih gemetar karena menaiki tangga yang tak terhitung. Dengan mantap,
kugaungkan takbir menutup duniaku khusyu’ untuk mengingat-Nya, selesai shalat
tak tahu mengapa rasanya ingin sujud, ketika wajah dan kepala benar-benar
setara dengan tanah, hati serasa jatuh mengingat masa lalu, seketika semua masa
laluku teringat dengan jelas, tanpa sadar air mata mengalir deras memohon ampun
atas semuanya, aku menangis sejadi-jadinya, aku baru merasakan betapa beratnya
perjuangan Rasulullah SAW, padahal yang kurasakan hanyalah beratnya mendaki
sebuah gunung, itupun untuk berlibur, sedangkan para Nabi-Nya untuk mendapatkan
wahyu mereka harus bersusah payah, disiksa, dicemooh, melewati gurun yang panas
dan bahkan sampai ancaman pembunuhan. “Ya Allah, Ampunilah hambaMu yang nista
ini, kemana lagi hamba meminta ampunan selain kepada-Mu, jika nanti aku tak
dapat ampunan, maka berikanlah rahmat dan Ridho-Mu” Pintaku dalam munajat, tak
lupa ku doakan kedua orang tua dan nenekku yang sedang tergolek lemas ditemani
strok dan diabetes. Inilah pengalaman spiritualku, dimana Allah serasa dekat
denganku, seakan aku menemukan "Tuhan", hati begitu lega dan damai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Selesai
berdzikir, aku langsung menuju ke tempat Nabi Musa menerima wahyu untuk Bani
Israel, di sana tak lupa bershalawat dan berdoa untuk Nabi Musa. AS. Aku jadi
paham, apabila Musa sangat marah dan Allah mengutuk Bani Israel, bagaimana
tidak? Ketika Musa baru turun dari puncak Sinai membawa wahyu untuk Bani
Israel, ternyata mereka malah menyembah berhala berupa patung anak sapi emas
(patung Samiri), sehingga tanah yang dijanjikan (Palestina) berpindah ke tangan
orang yang beriman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tak
kusangka liburan kali ini menjadi pengalaman spiritual yang tak terlupakan,
serta menjadi batu loncatan untuk hari esok yang lebih baik. Momen yang kami
tunggupun tiba, Sunrise muncul membuka keindahan pegunungan Sinai yang sejak
tadi dikuasai gelap. Sinai mentari yang kuning keemasan berpadu dengan bebatuan
gunung, terlihat sangat mempesona. Subhanallah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com10Sinai, Egypt29.592152 33.85786229999996526.0580355 28.694288299999965 33.1262685 39.021436299999962tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-40090577909468817712012-03-27T04:00:00.000+02:002016-11-25T23:24:44.413+02:00Jelajah Sejarah: dari Bab Wazir hingga Bab Zuwayla<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLgKwKZleuz4yF9yErcc9QCRPXdCD0CwptwBX9EHoyJz7sZY7GybNPPqKrRsL2zB_XGHgrVnkGCCbBkEizdNidHrJBovQMi0BDaBFqIdv29yeCp10SYwGUssARDH0t333SKdsQ_kXH09yy/s1600/_MG_6980.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLgKwKZleuz4yF9yErcc9QCRPXdCD0CwptwBX9EHoyJz7sZY7GybNPPqKrRsL2zB_XGHgrVnkGCCbBkEizdNidHrJBovQMi0BDaBFqIdv29yeCp10SYwGUssARDH0t333SKdsQ_kXH09yy/s1600/_MG_6980.jpg" width="425" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bu Respati dengan latar belakang kubah Masjid Sultan Muayyad Syekh</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Udara pagi di sekitar taman Azbakiyah
dekat Metro Atabah begitu sejuk. Beberapa bunga mulai bermekaran berwarna-warni
menyambut si cantik musim semi. Kicauan burung gereja merdu menghiasi atmosfir
taman, si Jantan memamerkan suara merdunya dan sang betina tergoda menjingkrak
malu. Namun semua pemandangan itu tidak ada artinya bagi mereka yang dibius
pola pagi yang membosankan, bekerja, berdagang dan pergi sekolah. Semua tenggelam
dalam rutinitasnya. Berlomba mencari yang tecepat menuju tempat sumber asa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Waktu menunjukan 07.30 saat aku ada
di peron Metro Atabah diantara kerumunan penumpang menunggu kereta jurusan
Sub-Giza. Metro merupakan sarana tranpostasi massa berupa kereta bawa tanah
yang mengintegrasi semua wilayah ibukota Kairo. Hanya dengan 1 Le (baca: pound=
Rp. 1500) kita bisa pergi kemanapun dari ujung kota ke kota lainnya. Pagi ini
aku punya janji dengan salah seorang pakar ekonomi KBRI, Bu Respati namnya. Bukan
untuk berkonsultasi soal ekonomi yang semakin pelik seperti saat ini. Tapi kami
berencana melakukan <i>backpacker</i> menjelajahi eksotisme kemegahan
arsitektur Islam kota Kairo lama. Jujur saya sendiri belum pernah bertemu dengan
beliau. Saya tahu gaung namanya dari teman-teman PAKEIS (Kelompok Kajian
Ekonomi Islam), karena beliau salah satu Pembina disana. Dan hari ini saya
mendapatkan tugas dari Mas Saiful mitra Travel Guide Luxor Tour untuk
menemaninya menyusuri jalanan Kairo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kereta yang ditunggu datang. Aku pun
segera masuk berdesakan beradu siku mencari tempat. Karena sekarang jam kerja
jangan heran bila semua gerbong penuh. Kami berencana bertemu di pemberhentian
Metro Buhuts tepat jam 08.00. Tiga puluh menit kemudian kusampai di peron
Buhuts dan naik ke jalan utama. Jalanan yang begitu asing bagiku. Tapi yang
jelas kawasan ini lebih rapih dan bersih dibanding tempat tinggalku sekarang di
Darb al-Ahmar. Telpon genggam ditangganku bordering dan kuangkat. "Miftah
sudah sampai mana?" Tanya seorang perempuan di seberang sana. "Saya
sudah sampai di Metro Bu." Jawabku."Oke, saya segera kesana, saya
siap-siap dulu."singkatnya sambil mengakhiri percakapan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lima menit kemudian Bu respati datang
dengan Taksi. Walaupun aku belum pernah bertemu sekalipun, tapi aku tahu itu
adalah beliau. Karena di tempat itu orang berwajah Asia hanya aku dan perempuan
berjilbab yang baru keluar dari taksi. "Itu pasti Bu Respati",
tebakku dalam hati. Ternyata benar itu beliau. Setelah mengucapkan salam dan
perkenalan. Kamipun mencari Taksi dan menuju kawasan <i>Hay Khalifa</i>, tempat
awal penjelajahan kami dimulai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah melewati sungai Nil, kawasan
Downtown yang disebut sebagai <i>Paris du Caire</i>, lalu disambung melewati
Abdein Palace, sebuah istana yang dibangun Khedive Ismail Pasha bergaya Renaisance,
tujuan kita semakin dekat. Hingga sampailah di komplek masjid kembar, Masjid
Sultan Hasan dan Imam Rifa'I, pertanda kami sudah memasuki <i>Hay Khalifa. </i>Dari
sini mobil melaju kea rah alun-alun Sayyidah Aisyah melewati kokohnya Benteng
Shalahudin yang bermahkotakan Masjid ala Utsmaniyah, Muhammad Ali Pasha. Begitu
megah dan artistik dengan empat menaranya yang menjulang tinggi. Masjid ini
selalu menghipnotisku setiap kali melewati kawasan ini. Akhirnya taksi berhenti
tepat di pertigaan masjid Qaitbay yang sedikit terlihat seperti masjid tenggelam.
Dari situ, kami menyeberang menuju Gerbang pemakaman Qarafa Kubra mengunjugi
makam seorang Ulama Agung, Imam Jalaludin al-Suyuthi. Bagi akademisi pesantren
tentunya nama beliau tak asing di telinga. Sebut saja karya monumental beliau
seperti Tafsir Jalalain, yang dikaji setiap pagi di pondok pesantren di
Nusantara. Selain itu ada <i>al-Asybah wa al-Nadza'ir</i> dalam Ushul Fiqh dan
Nahwu, <i>Tarikh al-Khulafa</i> dan puluhan karya lainnya di berbagai disiplin
ilmu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk sampai ke makam sang Imam,
setelah menyebrang kami masuk gang yang terletak di kiri masjid utsmani, Nuruddin
atau yang lebih dikenal Masjid al-Sibah. Dari sini terlihat dua menara tinggi
menjulang bernama <i>Minaret Sultaniya</i> sebagai pintu gerbang pemakaman
Qarafa. Makam sang Imam terletak di antara kedua menara dan berada tepat di
depan <i>Khanqah</i><sup>1</sup><i> Sultaniya</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tepat di depan makam sang Imam, aku
memetik beberapa daun pohon Kurma dan Bunga Kemangi, lalu kutaruh di depan
makam sang Imam. Ini kulakukan sebagai rasa hormat atas sumbangsihnya yang
beasr dalam dunia intelektual Islam. Karena Rasulullah. Saw pernah melakukan
hal serupa. Ketika dalam perjalanan dan melihat ada sebuah kuburan, lalu Beliau
mengambil memetik pelepah Kurma dan ditaruh diatasnya. Saat ditanya Sahabat
yang melihat, Rasululah menjawab bahwa pelepah itu akan mendoakan si mayit
selama sampai ia mengering.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah memberi karangan bunga
seadanya dan berdoa. Sayapun menceritakan karya dan sumbangsihnya dalam Islam,
Karamahnya dan sedikit kisah hidup Imam Suyuthi yang penuh cobaan. Walaupun
beliau ulama besar, banyak ulama sezaman yang menjadi penjilat Khalifah saat
itu membeci beliau. Tak hanya maki dan cacian yang belaiu dapat. Kekerasan
fisik kerap kali menimpa Ulama Arif ini. Namun beliau tak pernah sekali-kali
membalas walau dengan satu kalimat. Imam Suyuthi malah mendoakan mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bu Respati semakin antuasian
mendengar perjalanan hidup sang Imam. Lalu kami beralih topik tentang suasana
Kairo zaman sang Imam. Beliau menanyakan gambaran sebenarnya benteng kota Kairo
dahulu kala. Untuk mempermudah penjelasan, kugambar sketsa benteng kota Kairo
lama dari masa ke masa di atas pasir. Bahwa dulu benteng kota Kairo dibangun pertama
kali oleh Jendral Jauhar as-Shiqily dengan menggunakan batu bata. Selanjutnya
diperbaharui oleh panglima Badruddin al-Gamali dengan menggunakan bebatuan
gunung Mukattam untuk memperkuat pertahanan kota yang kala itu sering mendapat
serangan. Hingga datang masa Shalahuddin al-Ayyubi saat perang Salib
berkecamuk. Lalu sang Jenderal membangun benteng yang lebih kuat dan memasukan
kawasan timur sungai Nil ke dalam wilayah kota. Saat itu tak ada yang bisa
masuk Kairo kecuali melewati pintu yang dijaga ketat, Seperti Bab Nasr, Futuh
dan Zuwayla. Semua bagian benteng yang tersisa saat ini merupakan peninggalan
Shalahudin al-Ayyubi. Puas dengan areal Qarrafa kami melanjutkan perjalanan ke
Masjid kembar, Sultan Hasan dan Imam Rifa'I,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sepanjang perjalanan kami ditemani
kemegahan benteng Shalahudin yang masuk kawasan <i>Qal'ah</i><sup>2</sup>.
Sepanjang jalan kami berdialog mengenai perjuangan Shalahudin dan gagap gempita
Perang Salib kala itu. Tak lupa sejarah Masjid Muhammad Ali Pasha yang
bertengger di puncak <i>Qal'ah</i> kami kupas habis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj63nnBgYNwn0gyc-OWBBEfXrxmVi3X80bV34eJBPXQbatAQLuHuPFxRatz8oT5942hpCVif_TERUE9tYA_a4GJaQq3ZJX7XM6Ch5x500ILF66A0cBH84P2fnnU54MwD5E70wGrcBPG32R1/s1600/egp-200-2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj63nnBgYNwn0gyc-OWBBEfXrxmVi3X80bV34eJBPXQbatAQLuHuPFxRatz8oT5942hpCVif_TERUE9tYA_a4GJaQq3ZJX7XM6Ch5x500ILF66A0cBH84P2fnnU54MwD5E70wGrcBPG32R1/s1600/egp-200-2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: small;">Masjid Qanibay dalam pecahan uang 200 Le</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sampai di <i>Medan Romel</i>,
alun-alaun <i>Hay khalifa </i>kami berhenti sejenak menikmati pemandangan
menakjubkan tepat di depan kami. Alun-alun dihadapan kami dikelilingi 6 masjid
yang salaing berdekatan. Sebut saja Masjid Muhammad Ali yang kokoh berdiri di
puncak anak Jabal Mukattam. Ada masjid Mahmudiyah dengan menara pensil ala
arsitekture Utsmani. Tepat di belakang Mahmudiyah, ada sebuah masjid dari
dinasti Mamalik yang cantik penuh ornament bernama Masjid Qanibay al-Akhur.
Gambar masjid ini ada dalam mata uang Mesir dengan nominal yang tertinggi yaitu
200 Le. Penempatan gambar masjid Qanibay dalam nominal terbesar Pound Mesir
masih menjadi misteri sampai saat ini. Bahkan Masjid Azhar yang perannya
mendunia saja hanya ditempatkan pada lembaran 50 Piester atau 0,5 Le. Lah ini
masjid kecil yang hanya tersisa separu dipajang manis di lembaran 200. Di
belakang Qanibay ada masjid dari Era yang sama dengan mozaik Ablaq<sup>3</sup>
yang masih asli disebut Masjid Jawahar al-La'la. Sedangkan 2 masjid terakhir
yang bikin mulut melongo karena ukurannya yang fantastik adalah si kembar
Sulatan Hasan dan Imam Rifa'i. Bahkan karena ukuran kubah Sultan hasan yang
super jumbo, para pelancong barat menyebutnya sebagai <i>Islamic pyramid</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY2HWAoh8VjzTc2XMcz_P3IEGS3vOCsdirqhqiyXgeuOWltNRI__iNcEpyFtfIATtRLE65y83oyc1MDw9or5bNz6b_b7mJo2CR6SP_okuDG8iRpdXYn2613kUdq0TzW_ci9v1VRJLSa-ve/s1600/Egypt+50+Piastres+2005+obverse+P-.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="345" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY2HWAoh8VjzTc2XMcz_P3IEGS3vOCsdirqhqiyXgeuOWltNRI__iNcEpyFtfIATtRLE65y83oyc1MDw9or5bNz6b_b7mJo2CR6SP_okuDG8iRpdXYn2613kUdq0TzW_ci9v1VRJLSa-ve/s1600/Egypt+50+Piastres+2005+obverse+P-.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Masjid Al-Azhar dalam pecahan 50 Piester</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tak mau berlama-lama terpaku akan
eksotisme semua masjid ini. Kami segera menyambangi yang terdekat yaitu si
kembar. Setelah membayar tiket masuk dan melewati pos pemeriksaan, kami
melewati jalan yang terletak di antara dua masjid tersebut. Lagi-lagi kemegahan
keduanya membuat kami berdecak kagum. Bagaimana bisa dengan teknologi di masa
Sultan Hasan yang belum mengenal konstruksi, bisa membangun sebuah mahakarya
setinggi gedung berlantai 5 masa kini. Kami bergerak ke sebelah kiri menaiki tangga
menuju Masjid Sultan Hasan. Memasuki masjid ini serasa hidup di Negeri Dongeng,
dengan menjelajahi kemegahan istana sultan Era Mamalik. Lalu kami memasuki
sebuah lorong yang megah di lengkapi sistem ventilasi canggih yang mampu
mengunci udara sejuk di dalam masjid saat udara luar panas membakar di <i>Shaif</i></span><sup><span style="font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">4</span></sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">. Lorong ini akhirnya membawa kita menuju <i>Shan</i><sup>5</sup>
yang tengahnya terdapat tempat wudhu berkubah. Dalam masjid terdapat empat <i>Iwan</i>
yang terilhami dari kemegahan istana Raja Persia, Kisra. Selain itu masjid yang
dibangun Sultan Hasan ini memiliki 4 madrasah dari 4 Imam besar Fiqih, seperti;
Malikiyah, Hanafiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah. Sehingga masjid ini sering
disebut masjid 4 Madzhab. Setelah puas berbincang profil Sultan Hasan, kami
segera menuju ke Masjid Imam Rifa'i.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Walaupun sering disebut Masjid
Kembar, sebenarnya keduanya dibangun pada masa yang berbeda berselang 3 abad.
Menaiki tangga di pintu masuk Masjid Imam Rifa'I, kami terpaku dengan
langit-langit perpaduan arsitektur Islam dan Eropa bersepuh emas dan berpadu
warna biru. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Khedive Ismail Pasha. Rencana
pembangunannya diprakarsai Khusyeir Hanim, ibunda Ismail Pasha yang saat itu
penganut Tarekat Rifa'iyah. Baik Khuseir Hanim dan Ismail Pasha, keduanya
dimakamkan dalam masjid ini. Selain makam keduanya, ada makam Imam Rifai'I,
makam keluarga Ismail Pasha dan pusara Syah penguasa Iran terakhir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Puas menikmati kedua masjid dan
menunaikan shalat Zuhur, kami mampir sebentar ke Mahmudiyah. Sebelum
melanjutkan perjalanan menyusuri jalan Bab Wazir menuju Bab Zuwayla, kami beristirahat
sebentar di Maqha menikmati secangkir teh. Disitu kami bertukar pikiran tentang
sejarah yang jamak orang ketahui. Dari sini saya tahu konsep dan ide keren
beliau. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4e43U_4CfvVVfgSlI3PUFNzdFHuBU0cooMTo005rQXwgC7cT408F6uA8up2fUXKfpHGGhegNOwZD78YhIq7bwnEdZL2Bc0E4ZTtpnFH6tn2068bgn7bgS_gjQPyyrJiRjLVuvxYQtIyB_/s1600/IMG_6030.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4e43U_4CfvVVfgSlI3PUFNzdFHuBU0cooMTo005rQXwgC7cT408F6uA8up2fUXKfpHGGhegNOwZD78YhIq7bwnEdZL2Bc0E4ZTtpnFH6tn2068bgn7bgS_gjQPyyrJiRjLVuvxYQtIyB_/s1600/IMG_6030.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Masjid kembar, dari kiri-kanan: Masjid Sultan hasan dan Imam Rifa'i</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oya dalam perjalanan selanjutnya akan
ada banyak sekali masjid yang ditemui sepanjang jalan Bab Wazir. InsyaAllah
akan dibahas dalam sub judul khusus terpisah biar lebih focus. Semisal kami
mengunjungi reruntuhan Istana di luar Benteng Shalahudin yang menjadi tempat
pembuangan sampah. Lalu ada Ribat Azdumur, Makam Tarabay as-Sharify, jalan
sedikit ada masjid Mamalik di pertigaan bernama Aytmish al-Bagasi. Lalu kami
juga melewati Bekas Istana Alin Aq yang sangat menawar berdampingan dengan Masjid
Khayir Bek dan Masjid Biru, Aqsunqur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkQgBjY3R9tRGJUs0T0Be-hHDgHmJltmrbqr5aE3ulLULYFxi7TIqZdEnnyaceCAmb6dw4n92c7t1OUUp2qNHxl8SRFJT0IA93FQuF6lFuJpCuxXaskerZQYcjt6nf2G21zZl6IXH2lNCX/s1600/IMG_6035.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkQgBjY3R9tRGJUs0T0Be-hHDgHmJltmrbqr5aE3ulLULYFxi7TIqZdEnnyaceCAmb6dw4n92c7t1OUUp2qNHxl8SRFJT0IA93FQuF6lFuJpCuxXaskerZQYcjt6nf2G21zZl6IXH2lNCX/s1600/IMG_6035.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Masjid Mahmudiyah dengan Masjid Qanibay di belakangnya</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perjalanan berlanjut menuju komplek
Masjid dan Madrasa Ummu Sultan Sya'ban bersebelahan dengan Bait al-Razzaz. Semakin
mendekati Bab Zuwayla, kami disambut masjid cantik nan rindang al-Maridani di
sebelah kiri. Berjalan menuju awal jalan Darb al-Ahmar kami menemukan masjid
kecil al-mihmandar yang memiliki ukiran bagian depan yang artistik. Sayangnya
masjid kecil nan menawan ini tak cukup terawat. Mendekati Bab Zuwayla di pertemuan
jalan Bab Wazir dan Darb al-Ahmar, tepat ditengahnya terdapat Masjid megah
Qijmas al-Ishaqi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akhirnya kami sampai di depan Bab
Zuwayla dengan menara kembarnya. Tepat di depannya terdapat masjid Fatimiyah,
shalih Thala'i. Ada juga sebuah tempat bermeditasi mungil yang penuh ukiran,
Zawiyah Sultan Barquq. Memasuki Gerbang Zuwayla, rasanya seperti menarik zaman
jauh kebelakang, di zaman keemasan Mamalik. Setelah membayar tiket, kami
menaiki tangga menuju atap gerbang. Setelah sampai di atas, waw!!! Mata kami di
sihir dengan pemandangan kota Kairo yang sangat antik. Puluhan menara menghiasi
ufuk kota Kairo di antara bangunan modern kotak-kotak coklat yang dihiasi
tumpukan sampah. Yang jelas pemandangan ini tak bakal anda jumpai jika
bertandang ke Eropa atau Amerika, pemandangan ini akan menjadi momen yang tak
terlupakan. Karena belum shalat Ashar, kami segera turun menuju Masjid Sultan
Muayyad Syekh yang menempel tepat di samping Bab Zuwayla.<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx74ewvwtxpJq35KGCvCLNgXiCt9xjV9GbJU2bbxZfDfACKQGy-b5dIjyAlkdf3HF0Qm_CXvLMEO6t9c2uS6fqWucORfKV9IS5geS5EASOxZDj4yw_W77ujY8Us-o5uMqdpHn828mNWCKN/s1600/IMG_6003.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx74ewvwtxpJq35KGCvCLNgXiCt9xjV9GbJU2bbxZfDfACKQGy-b5dIjyAlkdf3HF0Qm_CXvLMEO6t9c2uS6fqWucORfKV9IS5geS5EASOxZDj4yw_W77ujY8Us-o5uMqdpHn828mNWCKN/s1600/IMG_6003.JPG" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bab Zuwayla dengan dua menara kembarnya yang menjulang tinggi</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Selesai Asar kami segera mengunjungi </span><i style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Sabil</i><sup style="line-height: 115%; text-align: justify;">6</sup><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">
Tusun Pasha. </span><i style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Sabil</i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;"> ini dibagun oleh Muhammad Ali Pasha untuk mengenang
anak kesayangannya Tusun Pasha. Petugas musium yang kami temui bernama Ahmad, ternyata
dia lulusan prodi </span><i style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Tarikh wal Khadharah </i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Fakultas Bahasa Arab tempat
dimana saya kulian saat ini. Ia ditempatkan oleh kementrian purbakala dan
bertugas sebagai pemandu bagi turis yang datang. Ahmad cukup ramah dibandingkan
petugas museum yang sering saya temui. Apalagi setelah tahu saya kuliah di
tempat yang menempa namanya, Ahmad segera membuatkan teh untuk Bu Respati dan
Saya. Obrolan kami berlangsung cukup lama dan mengalir. Karena sejarah dan
peradaban adalah latar belakannya, Ahmad mampu menjelaskan dengan detail setiap
bagian museum. Bahkan menunjukan kami makam salah satu anak Nabi Nuh. As. Namun
setelah kami periksa kami tak menemukan bangunan yang dimaksud. Ternyata sabil
ini mempunyai tendon air bawah tanah yang cukup besar. Serta terintegrasi
dengan pipa marmer bawah tanah langsung ke sungai Nil. Tak terasa obrolan kami
berlangsung seru hingga senja mulai membalut kelelahan Kairo. Setelah
berrterima kasih atas jamuannya, kami berpamitan untuk menlanjutkan perjalanan
menuju komplek Sultan al-Ghuri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sepanjang jalan kami ditawari aneka
produk kelontong, mulai dari baju siap pakai, jas, selimut, sepatu dan beberapa
pakaian pribadi wanita. Adzan maghrib berkumandang, kami segera mencari masjid
dan al-Ghuri menjadi pilihan kami. Sama seperti masjid Mamalik lainnya yang
selalu memiliki ukiran <i>muqarnas</i><sup>7</sup> di atas pintunya. Untuk
menuju tempat salat kami melewati sebuah lorong, begitu sampai kami disambut
dengan <i>iwan</i> yang anggun dengan ukiran kaligrafi terbuat dari kayu Aras
yang dilapisi emas. Menakjubkan!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah menunaikan shalat, kami
berdiskusi sedikit sejarah komplek Sultan al-Ghuri dan sepak terjang sang
sultan. Al-Ghuri merupakan sultan yang sangat mencintai seni dan arsitektur.
Terlihat dari semua bangunan di zamannya yang penuh pahatan memukau. Masjid ini
merupakan akhir dari petualangan kami kali ini. Setelah berterima kasih, Bu
Respati meminta izin untuk pamit. Aku antar beliau hingga ke jalan al-Azhar dan
mendapatkan taksi. Sebelum berpisah beliau memberikan sesuatu, lalu aku
berterima kasih dan melambaikan tangan hingga taksinya hilang dalam keramaian
pasar Azhar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Terima kasih, untuk perjalanan yang
mengesankan </span><span style="font-family: "wingdings"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">J</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Catatan Kaki: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Khanqah</span></i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">: merupakan bangunan tempat beribadah
dan berkontemplasi kaum sufi. Dilengkapi dengan kamar tempat tinggal, sanitasi,
fasilitas kesehatan dan makanan. Setiap Sultan yang berkuasa biasanya membangun
sebuah Khanqah untuk menghormati kaum Sufi. Sehingga di kairo jumlah khanqah terbilang
banyak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;">2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Qal'ah</span></i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">: dalam bahasa arab yang berarti
benteng. Sebagai contoh benteng Shalahudin yang terletak di anak jabal
Mukattam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;">3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ablaq</span></i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">:<i> </i>Merupakan seni
mengkombinasikan bebatuan sehingga membentuk sebuah mozaik. Biasanya perpaduan
antara marmer hitam dan putih, atau dengan biru, merah dan hijau zamrud yang
sangat langka dan mahal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;">4.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Shaif</span></i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">: Musim Panas, biasanya mencapai
lebih dari 40<sup>0</sup>. Bahkan panasnya masih berlangsung hingga jam 23.00
di kota Kairo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;">5.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; line-height: normal;"> </span></span></i><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Shan: </span></i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Halaman tengah masjid yang tidak
beratap.<i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;">6.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; line-height: normal;"> </span></span></i><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sabil: </span></i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bangunan yang berfungsi sebagai
tempat minum umum. Tak hanya untuk manusia, hewan seperti kuda, anjing, kucing
bahkan merpati mempunyai bagian khusus di tempat ini.<i><o:p></o:p></i></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="direction: ltr; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;">
<!--[if !supportLists]--><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;">7.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; line-height: normal;"> </span></span></i><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Muqarnas: </span></i><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">seni ukir dan pahatan berbentuk rumah
lebah, biasanya terletak di atas pintu masuk<i>.<o:p></o:p></i></span></div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com0Cairo, Cairo Governorate, Egypt30.0444196 31.23571160000005929.9344751 31.074350100000057 30.154364100000002 31.39707310000006tag:blogger.com,1999:blog-5570984927734746073.post-83904068272478547192010-12-30T07:49:00.000+02:002013-07-22T04:39:18.097+02:00Santri, New Generation of Indonesian Moslem<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://malhikdua.sch.id/profile/wp-content/themes/studiobox/timthumb.php?src=http://malhikdua.sch.id/profile/wp-content/uploads/2010/05/111.jpg&h=200&w=270&zc=1" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://malhikdua.sch.id/profile/wp-content/themes/studiobox/timthumb.php?src=http://malhikdua.sch.id/profile/wp-content/uploads/2010/05/111.jpg&h=200&w=270&zc=1" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Santri, Symbol of scientic spirit</b></td></tr>
</tbody></table>
Santri is student who obeyed religion law and lived<span style="font-size: 16pt;"> </span>at tradotional moslem school (<a href="http://alhikmahdua.net/">Pesantren</a> ). They are moslem leader candidate who will build, guide and develop society life in many sector like economy, social, culture especially religion sector.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
In the morning they study in formal school like out student generally, they study about general science like geograpy, health, English, Mathematic, Arabic and so on, it is prepared for facing globalitation era and help them to compete inprogres era.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<a href="http://mkhandziq.files.wordpress.com/2012/11/img_3277.jpg?w=300&h=224" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://mkhandziq.files.wordpress.com/2012/11/img_3277.jpg?w=300&h=224" /></a></div>
After school they study in pesantren with ustadz (Islamic teacher), sesepuh (old teacher) until study with Kyai (the leader of pesantren).They research many classic book and islamic science like Tafsir, Hadits, akhlak, fiqih, Ushul fiqh, falak (Astronomy), tauhid, nahwu, shorof, etc. All of are prepared for face and guide the Society life.They are taught by kyai who always teach many various science, gives religion guidance and islamic examples.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
A santri’s succes is not apart from kyai’s guidance whinch guide and teach them sincerely, usually kyai is a rich man but he is donor person, wellmannered, respecful always ready to welcome whoever come to pesantren by warm reception.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmnK7YR-q01WwKAi3Fvt1jHAy2NhqfXEYwZBMx1uppb5krcslbInHTrh06-kxp-oce4GAZSlEMioRq456R5eZd8yUhSIqT35v3Dy2QR3esBfM-_I2Jj0aYqgX7TeIiPOgmSu3fO4IOkF0_/s1600/abah+grayscale2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmnK7YR-q01WwKAi3Fvt1jHAy2NhqfXEYwZBMx1uppb5krcslbInHTrh06-kxp-oce4GAZSlEMioRq456R5eZd8yUhSIqT35v3Dy2QR3esBfM-_I2Jj0aYqgX7TeIiPOgmSu3fO4IOkF0_/s320/abah+grayscale2.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>KH. Masruru A. Mughni, a Kyai at Al-Hikmah</b></td></tr>
</tbody></table>
Today santri’s education system combine between islamic and general science. It is proven that many pesantren have infrastructure for developing santri’s skill for example a pesantren named Al-Hikmah 02 located in Benda which provide biology laboratory, audio visual laboaratory, computer, greenhouse, internet library in the school for facing global market and also provides many workshop like dressmaking, welding, fishery, and agriculture. After mastered the skill, they nwill apply that knowledge to big bussines,factory anf tourm object (espesial for English skill) at least 2 weeks, finally they will get sertification which equal 3 years diploma programme.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Every years many parents send to pesantren their children, there they will become santri who mastered religion law and science technology to face the future. I hope, many santri can change moslem condition become progressive humanity in future.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQoqlysPIp7KKhg8s_zf5b7ag3aW3mGtecoQYci9eyjgI4TAEaU" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="286" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQoqlysPIp7KKhg8s_zf5b7ag3aW3mGtecoQYci9eyjgI4TAEaU" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Santri, new generation of Indonesian moslem</b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/EQjWen5m4vo?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br /></div>
</div>
Miftah Wibowohttp://www.blogger.com/profile/12064299943505628437noreply@blogger.com0